Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Melalui Digitalisasi untuk Pemulihan Ekonomi

Kediri (Cokronews.com) – Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur terus berkomitmen dalam mendukung perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia khususnya di wilayah Jawa, melalui gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa 2021. Dengan mengusung tema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Melalui Digitalisasi untuk Pemulihan Ekonomi” FESyar Regional Jawa diselenggarakan secara hybrid pada tanggal 27 September 2021 – 2 Oktober 2021.

Kegiatan FESyar Regional Jawa 2021 merupakan puncak kegiatan Road to FESyar Regional Jawa yang telah terselenggara di beberapa perwakilan wilayah secara virtual, termasuk di 13 Kota/ Kabupaten wilayah kerja KPw BI Kediri pada tanggal 7 – 9 September 2021 yang lalu.

Pada kegiatan Road to FESyar KPw BI Kediri, telah digelar berbagai kegiatan a.l. webinar mengenai pemanfaatan Zakat, Infak, Sodaqoh, dan Wakaf (ZISWAF) dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional, sertifikasi halal, santripreneur, business matching, lomba wirausaha muda syariah dan lomba tari daerah islami, hingga kegiatan forum lainnya terkait perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah kerja BI lainnya.

Dalam kesempatannya bertemu dengan media, Budi Hanoto – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa ekonomi syariah Indonesia terus berkembang dan menempati posisi penting dalam perkembangan ekonomi syariah global.

Menurut Islamic Finance Development Index (ICD, 2020): Indonesia naik ke peringkat ke-2 dari peringkat 4 pada tahun 201, didukung peningkatan dalam indikator Knowledge, Awareness, dan Governance dalam hal indeks perkembangan keuangan syariah. Selanjutnya, dalam 3 tahun terakhir, posisi Indonesia terus meningkat dalam hal industri halal. Pada 2020, Indonesia masuk Top 10 di seluruh sektor industri halal (Halal Food, Islamic Finance, Moslem Friendly Travel,
Modest Fashion, Pharma Cosmetics, Media and Recreation).

Lebih lanjut, Budi Hanoto menyampaikan bahwa salah satu strategi utama yang ditempuh adalah fokus pada ekspor halal dengan mengintegrasikan penguatan halal value chain dengan penguatan keuangan syariah, penguatan UMKM, dan penguatan ekonomi digital.

Penguatan keuangan syariah didalamnya juga meliputi integrasi keuangan berbasis komersial dan sosial. Namun masih terdapat banyak tantangan dalam pengambangan EKSyar di Indonesia salah satunya adalah tingkat pemahaman EKSyar. Bank Indonesia mempunyai peran dalam pengembangan EKSyar di Indonesia dengan mendorong percepatan ekonomi syariah, memprakarsai inovasi program pengembangan, merumuskan dan menerbitkan ketentuan.

“Di Jawa Timur telah dibentuk Koperasi Serikat Bisnis Pesantren (KSBP) melalui deklarasi Surabaya oleh Gubernur Bank Indonesia, Gubernur Jawa Timur, dan Ketua Dewan Komisioner OJK bersama 17 perwakilan pesantren yang menjadi cikal bakal Himpunan Bisnis Ekonomi Pesantren (Hebitren) Nasional” lanjut Budi.

Terkait penyelenggaraan FESyar Regional 2021, Budi menjelaskan bahwa pada opening ceremony FESyar Regional Jawa 2021 yang digelar pada tanggal 27 September 2021 di Tunjungan Plaza terdapat 4 hal yang diusung dalam perhelatan tersebut a.l.:

1) Deklarasi Rumah Kurasi untuk penguatan UMKM & One Pesanten One Product (OPOP);

2) Penandatanganan kerjasama Hebitren se-Jawa;

3) Penyaluran pembiayaan ZISWAF; dan

4) Financial technology (fintech) untuk pembiayaan UMKM produktif.


Pada kesempatan terpisah, Sofwan Kurnia – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri turut berpesan bahwa tujuan penyelenggaraan FESyar juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap instrumen keuangan syariah dan ZISWAF; meningkatkan jumlah produk halal; memperkuat sinergi kebijakan lintas lembaga dalam pengembangan EKSyar di Indonesia; serta mengembangkan kemandirian pesantren dan penciptaan santripreneur dalam mendukung
perekonomian.(me)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *