Petani Tradisional di Pantura Lamongan Belum Panen, Harga Garam Masih Tinggi

Lamongan (cokronews.com) —– Produksi garam diprediksi meningkat tahun ini. Petambak garam di Kecamatan Brondong, Arifin, mengatakan, produksi garam tradisional sangat bergantung dengan cuaca, Jumat (22/3/2024).

Jika hujannya minim, maka mereka bisa menyimpan air baku lebih banyak untuk menambah produksi garam. Produksi normal, 1 hektare lahan bisa panen 1 ton per hari.

“Petani bisa belajar untuk meningkatkan produksinya meski secara tradisional, karena mereka tidak bisa panen setiap bulan, sehingga harus meraup untung yang lebih banyak,” ujarnya.

Menurut Arifin, petambak garam Brondong masih didominasi tradisional.
Mereka belum panen. Masa panen biasanya Juli – Oktober. Sementara petani modern bisa panen setiap bulan. Karena petani modern saja yang panen, harga garam saat ini tinggi, Rp 1.800 per kilogram (kg).

Jika memasuki panen raya petani tradisional dan modern, maka harga garam bakal turun. Tahun lalu, harganya Rp 1.000 per kg.

“Sebenarnya (Rp 1.000 per kg) tetap untung, tapi tidak banyak,” tuturnya.

Arifin menambahkan, garam produksi petambak tradisional untuk kebutuhan konsumsi saja.

Sementara garam prisma yang diproduksinya dan petambak modern lainnya, sudah teken kontrak dengan pabrik pakan ternak.

Bulan ini rencananya panen 20 ton garam. Semua produksinya dikirim ke pabrik.

Secara global, menurut dia, produksi petambak Lamongan sudah surplus.

“Kalau produksi global bisa memenuhi industri tapi kan petani butuh langsung dijual, tidak disimpan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *