Bali ( cokronews.com )–Bulan Desember menjelang habis masa liburan dan sejak Natal 2023 lonjakan pengunjung wisatawan luar dan domestik dalam negeri terus berdatangan, bak terkesima gaungnya nama Desa wisata Panglipuran Bangli, Desa Terbersih, rapi, indah dan kuat budaya kearifan keagamaannya di Bali pada Kamis, 28 Desember 2023.
SEJARAH DESA WISATA PANGLIPURAN
Menurur Penelitian Budayawan menunjukkan Desa Adat Penglipuran ada sejak zaman Kerajaan Bangli pada sekitar 700 tahun yang lalu. Mengutip Feliksdinata Pangasih dan Ayu Asvitasari dalam ojs.uajy.ac.id, nama Penglipuran berasal dari kata pengeling dan pura. Pengeling artinya pengingat, berangkat dari kata dasar eling atau ingat, sedangkan pura adalah tempat atau tanah leluhur.
Para sesepuh atau penglingsir menyatakan bahwa para leluhur atau pendahulu Desa Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Mereka kerap melakukan perjalanan jauh dan beristirahat di daerah bernama Kubu. Jarak kedua lokasi itu sendiri terbilang cukup jauh untuk ukuran zaman dulu, 25 kilometer. Karena itulah dulunya Desa Penglipuran dikenal sebagai Desa Kubu Bayung (orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu).
Orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu semakin banyak dan akhirnya mereka membentuk desa sendiri yang lepas dari kewajiban sebagai warga Bayung Gede. Mereka membangun tempat suci sendiri bernama Pura Kahyangan Tiga. Meski demikian, tata ruang desa dan konsep desa leluhur mereka masih mengikuti konsep yang ada di Desa Bayung Gede.
Sepasang suami istri pemilik warung UMKM desa setempat, Nengah Mudana dan Ni Nengah Cari Asih mengatakan awalnya rumah warga belum teratur dan terbangun asal-asalan.
” Mulai di Tahun 1990, renovasi rumah dilakukan dengan kesepakatan anggaran swadaya masyarakat sekitar. Hingga dengan teraturnya tatanan rumah warga desa Wisata Panglipuran yang seperti sekarang ini, sudah diresmikan sejak 1992 dan berlangsungnya sampai sekarang hasil dari kedisiplinan, komitmen dan manajeman pengelola dan warga sekitar masih terjaga dengan baik.” ulas Nengah Mudana.
Dikatakannya warga desa Panglipuran Tahun 2023 ini berjumlah 247 Kartu Keluarga dengan 1100 orang dan ratusan warung UMKM penopang hidup masyarakat desa ini.
” Harapannya semoga pengunjung Desa wisata Panglipuran ini terus dalam kondisi yang banyak seperti beberapa hari ini, sehingga pendapatan warung UMKM kami menjadi lebih baik.” pungkasnya.
LOKASI DESA WISATA PANGLIPURAN
Dilansir situs Kemenparekraf, Desa Wisata Penglipuran berlokasi di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan kendaraan mobil dan dari Kintamani berjarak tempuh 30 menit.
HARGA TIKET MASUK DESA WISATA PANGLIPURAN AKHIR TAHUN 2023
Datang ke loket tiket masuk, wisatawan perlu membayar tiket masuk seharga Rp 25 ribu untuk dewasa dan Rp 20 ribu untuk anak-anak di atas 2 tahun. Ini khusus untuk wisatawan lokal. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenai harga Rp 30 ribu untuk orang dewasa dan Rp 25 ribu untuk anak-anak
DAYA TARIK DESA WISATA PANGLIPURAN
Desa Penglipuran dikenal sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan tersebut menjadi salah satu daya tarik utama desa wisata ini. Mari kita ulas berbagai daya tariknya di bawah ini.
- Desa Terbersih
Desa Penglipuran mendapat julukan sebagai desa terbersih di dunia. Julukan tersebut didukung berbagai penghargaan bidang lingkungan dan pariwisata yang diperoleh desa ini. Mulai dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), hingga masuk ke dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations Foundation.
- Tata Ruang Tri Hita Mandala
Seperti kita ketahui, desa-desa di Bali memiliki ciri khas tata ruang desa yang menjunjung tinggi nilai leluhur. Hal tersebut juga ditemukan dalam Desa Penglipuran. Desa ini membuat tata ruang yang mengikuti konsep bernama Tri Hita Mandala, di mana desa dibagi menjadi tiga wilayah. Yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Utama Mandala merupakan wilayah suci untuk para dewa dan peribadatan. Kemudian Madya Mandala digunakan sebagai tempat tinggal para penduduk. Sementara Nista Mandala merupakan area khusus pemakaman penduduk.
- Wilayah Hutan yang Luas
Mengutip situs Kemenparekraf, Desa Penglipuran berdiri di atas tanah seluas 112 hektar. Pembagian wilayahnya berupa lahan pertanian seluas 50 hektar, hutan bambu seluas 45 hektar, hutan kayu seluas 4 hemtar, pemukiman warga 9 hektar, dan tempat suci seluas 4 hektar serta fasilitas umum. Dari atas, bisa diketahui bahwa wilayah hijau (hutan dan lahan) di desa ini lebih luas daripada pemukiman warganya.
- Adat Budaya
Salah satu ritual keagamaan yang sering menarik perhatian wisatawan adalah Ngusaba. Ritual ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Desa ini juga rutin mengadakan festival budaya bertajuk Penglipuran Village Festival yang biasanya diadakan pada akhir tahun. Kegiatannya beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, parade seni budaya, macam-macam lomba, hingga Barong Ngelawang.
- Loloh Cemcem dan Tipat Cantok
Kedua nama tersebut adalah kuliner khas dari Desa Penglipuran yang wajib Anda coba jika berkunjung ke sana. Loloh cemcem adalah minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau kloncing. Kemudian tipat cantok merupakan makanan yang terdiri atas ketupat dan sayur rebus, lengkap dengan bumbu kacang yang gurih dan maknyus.
Wayan selaku Ketua Pengelola Desa Wisata Panglipuran mengapreasikan penghargaan tinggi sebagai tempat Wisata terbaik di Bali yang layak dikunjungi.
” Desa Wisata Panglipuran satu-satunya desa yang mewakili desa di seluruh Indonesia di ajang pemilihan desa terbaik sedunia di PBB dan mendapatkan penghargaan Desa Wisata Terbaik dan
Terbersih di dunia Tahun 2023. Desa Wisata di sini masih menampakkan kearifan tradisi lokal budaya khas Bali yang kuat dan unik. ” ucap Wayan.
Disampaikannya pengunjung wisatawan lokal dan asing di Desa Wisata Panglipuran sejak 23 Desember 2023 ini membludak hingga ribuan pengunjung yang biasa setiap harinya 700-800 wisatawan. Keingintahuan wisatawan atas bersihnya desa wisata ini bukan hanya kebersihan untuk pengunjung yang hadir saja, melainkan Kebersihan Desa Panglipuran sebagai bagian melaksanakan ajaran konsep Hindu Tri Karya Parisudha yang nyata, Berpikir yang benar ( Manacika), Berkata yang benar ( Wacika), dan berbuat yang benar ( Kayika).
” Ada 6000-8000 wisatawan di Desa Wisata Panglipuran berkunjung mulai 23-24 Desember dan terus bertambah jumlahnya hingga sekarang. Himbauan kami, silahkan berkunjung dan tetap menjaga kebersihan dengan buang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan. Kami selalu menyambut hangat kehadiran wisatawan dan berterima kasih atas pemilihan obyek wisata desa Panglipuran selama liburan ini. ” pungkasnya. ( KRIS)