Malang (cokronews.com)—– Guna meningkatkan daya saing industri gula melalui kolaborasi dan hilirisasi menjadi strategi, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara menggelar kegiatan sharing session talks show Gebyar Pembangunan Perkebunan Jawa Timur. Kegiatan ini untuk mewujudkan kemandirian pangan swasembada gula nasional.
“Sesuai penugasan melalui Perpres Nomor 40 tahun 2023, SGN telah menyiapkan langkah di antaranya perluasan areal lahan tebu dengan konversi lahan, berkolaborasi dengan Perhutani, swasta dan petani mitra untuk mencukupi pasokan bahan baku hingga rencana produksi mulai dari penyiapan benih unggul, perbaikan kultur teknis serta peningkatan produktivitas tebu dan rendemen gula. Termasuk juga hilirisasi fuel grade bioethanol, ertraneutral alcolal, technical alcohol dan industrial ethanol grade”, terang Senior Executive Vice President (SEVP) Operasional II SGN, Imam Cipto Prayitno, dalam siaran persnya, Senin (20/11/2023).
Menurutnya, tahapan dalam percepatan swasembada gula telah disusun target setiap periodenya, di antaranya luas lahan tebu tahun 2023 sebesar 173ribu hektar, tahun 2028 sebesar 356ribu hektar dan pada tahun 2030 menjadi 670 ribu hektar. Demikian juga target rendemen, tahun 2023 sebesar 7%, tahun 2028 sebesar 8% dan tahun 2030 target menjadi 11%.
Terpisah, Dimas Eko Prasetyo, SEVP Operational I, menyebut peningkatan daya saing dan kolaborasi telah dijalankan dan membawa dampak positif. Selama giling tahun 2023 pabrik gula di bawah naungan SGN telah menerapkan Sistem Bagi Hasil (SBH) untuk tebu yang dipasok oleh petani dan PTPN pemilik lahan HGU.
“Sistem SBH ini diterapkan di seluruh PG di bawah naungan SGN. Selain itu dilakukan Regionalisasi guna mengatur pasokan BBT dalam satu wilayah, strategi ini sangat bermanfaat dalam menentukan pasokan tebu disetiap regional pada saat giling. Meminimalisir persaingan antar PG sesaudara karena sudah dalam satu koordinasi,” ungkap Dimas dalam rilisnya kepada media.
Pihaknya menyebut efek dari strategi tersebut ada 4 pabrik gula di bawah naungan PT SGN masuk dalam Top 10 dengan rendemen tertinggi tahun 2023 berdasar data yang dikeluarkan oleh Dirjenbun Kementerian Pertanian, yaitu PG Takalar, PG Pradjekan, PG Wonolangan, dan PG Gempolkrep.
SGN terus melakukan monitoring kesiapan bahan baku tebu dan berkomitmen terus membangun sinergi dengan petani, membantu pendanaan melalui sinergi BUMN dengan Himbara, dan memperluas pelaksanaan program Makmur bersama PT Petrokimia dalam pemenuhan pupuk bagi petani. Sebelumnya Aris Toharisman Direktur Utama SGN menyebut efek anomali cuaca mendukung potensi tebu di tahun 2023 ini.
“Alhamdulillah terjadinya El Nino di tahun ini berhasil mendongkrak potensi pol tebu hingga maksimal. Dikombinasikan dengan strategi yang kami terapkan, berupa pelaksanaan mekanisme sistem bagi hasil, perbaikan kualitas mutu tebangan, sistem regionalisasi, dan tentu saja peningkatan efisiensi pabrik menjadikan kinerja tahun 2023 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan efisiensi pabrik sebesar 102% berpengaruh besar terhadap peningkatan rendemen yang meningkat 112% jika dibandingkan capaian tahun 2022”, pungkas Aris.