Cuaca Ekstrem, Petani di Kabupaten Kediri Rawan Gagal Panen Padi

Kediri (cokronews.com) — Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kediri selama beberapa hari terakhir membuat petani yang menanam padi ketar-ketir. Pasalnya, tidak sedikit sawah yang terendam air bah. Akibatnya, kualitas gabah dikhawatirkan menurun dan membuat petani merugi. Apalagi, selama beberapa hari terakhir harga gabah terus turun.

Seperti diungkapkan oleh Mardiono, 58. Petani asal Desa Kedungmalang, Papar itu mengeluhkan kondisi tanaman padinya yang ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda desanya. “Tanaman padi saya seluas 350 ru ambruk. Saya khawatir kualitas gabah jadi turun,” ungkapnya.

Demi memperkecil kerugian, dia terpaksa memanen padinya lebih awal. Idealnya padi yang sudah mulai menguning itu baru dipanen seminggu lagi. Namun, dia memutuskan memanen pada Rabu (13/3/2024) lalu.

“Kalau gabahnya kena tanah, bulir padinya bisa menghitam,” lanjut anggota kelompok tani Citarum ini sembari menyebut padi yang lama terendam air juga akan membusuk.

Lebih jauh Mardiono menjelaskan, dengan kondisi padi yang terendam, harganya langsung anjlok. Jika gabah normal masih laku Rp 6.500 per kilogram (kg), padi basah itu hanya dihargai Rp 6.000 per kg. Belum lagi, dia harus menanggung biaya yang lebih mahal untuk memanen padi tersebut.

“Biaya panen per 100 ru itu normalnya Rp 300 ribu. Kalau yang ambruk malah Rp 600 ribu per 100 ru-nya,” sesal Mardiono.

Hal yang sama juga dialami oleh Sutaji, 63. Petani asal Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo itu hanya bisa memandangi tanaman padinya yang ambruk. Padahal, idealnya padi baru dipanen dua minggu lagi.

Hingga kemarin dia belum memutuskan apakah akan memanen lebih awal atau menunggu semua padi menguning sempurna. “Dua pilihan itu pada akhirnya akan tetap membuat saya merugi,” keluhnya dalam bahasa Jawa.

Terpisah, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Riyono Yenti Wibowo mengakui kondisi tanaman yang terganggu cuaca ekstrem tersebut. Menurutnya, debit air yang tinggi dari lereng Gunung Wilis membuat tanggul sungai di Desa Janti dan Desa Cengkok, Tarokan, jebol.

Sedikitnya ada 0,35 hektare tanaman yang gagal panen. “Sebanyak 0,14 hektare di Desa Cengkok dan 0,21 hektare di Desa janti,” terangnya sembari menyebut curah hujan yang tinggi juga berpengaruh pada lamanya penjemuran. Akibatnya, biaya produksi petani membengkak.

Untuk diketahui, menjelang panen raya harga gabah terus turun. Dengan harga gabah Rp 6 ribu per kg, keuntungan yang didapat petani langsung menyusut. “Bagi konsumen (harga gabah turun, Red) itu menguntungkan. Bagi petani itu menyusahkan,” aku Dedi, petani di Desa Maduretno, Papar.

Meski harga masih tergolong bagus, menurut Dedi keuntungan petani langsung susut. Padahal, mereka masih membutuhkan modal untuk menanam kembali, termasuk membeli pupuk, pestisida, dan biaya kuli.

Harga pupuk non-subsidi yang mahal juga memusingkan dirinya. ”Jika hanya mengandalkan pupuk subsidi tidak akan bisa karena dibatasi. Contohnya per 100 ru hanya boleh membeli 20 kg urea. Sedangkan untuk NPK dibatasi 10 kg per 100 ru-nya,” jelas Dedi.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri Anang Widodo melalui Kabid Pengelolaan Pangan Rini Pudyastuti membenarkan tentang penurunan harga gabah jelang panen raya. Dia mencontohkan harga gabah kering panen (GKP) yang sebesar Rp 6.900 per kg.

“Harga Rp 6.900 itu masih tergolong bagus. Cuma kami memahami psikologis petani karena kemarin sempat melambung hingga Rp 8.000 per kg,” papar Rini memprediksi harga akan terus turun hingga Rp 6.000 per kg sampai April nanti.

Menghadapi harga yang terus turun, Rini menyebut pihaknya memaksimalkan pembinaan petani untuk menekan biaya produksi. Sehingga, mereka bisa meraup untung yang besar.

Salah satu caranya dengan tidak lagi menggunakan pupuk kimia. Baik subsidi maupun non-subsidi. Melainkan menggantinya dengan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri.

“Alokasi pupuk subsidi terus turun,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *