Kediri (cokronews.com) —— Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kediri berduka. Muhammad Hanafi, kepala lapas yang sudah dianggap seperti Ayah bagi para Pegawai di sana, berpulang Selasa (30/1) malam. Pria yang dikenal getol memerangi narkoba dan berkali-kali menggagalkan upaya penyelundupan itu, akhirnya harus “menyerah” pada penyakit Kanker yang dideritanya.
“Sabtu (27/1) pagi masih ngantor kemudian malam Minggu itu drop dan sempat dibawa ke RS Dhaha Husada,” kata Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Lapas Kelas II A Kediri Hariono tentang kondisi terakhir Hanafi.
Setelah sempat dirawat selama satu malam di Dhaha Husada, kondisi pria asli Madura itu pun membaik. Dia memutuskan untuk pulang ke Malang dan beristirahat. Rupanya, di sana kondisi pria berusia 55 tahun itu kembali drop. Kemudian, keluarga memutuskan membawa Hanafi ke RS Syaiful Anwar pada Selasa (30/1) petang.
Meski sempat mendapat perawatan intensif, Hanafi dinyatakan meninggal dunia pukul 23.30 (30/1). “Beliau meninggal karena penyakit yang dideritanya (kanker, red),” Hariono.
Kepergian alumnus Universitas Brawijaya Malang itu tentu saja membawa duka bagi seluruh pegawai. Selama bertugas, dia dikenal sebagai pemimpin yang baik. Di satu sisi Hanafi sangat tegas. Namun, dia juga baik.
Salah satunya, dia tidak pernah membicarakan sisi negatif pegawai. “Pak Hanafi itu seperti jadi sosok ayah bagi semua pegawai,” tuturnya sembari menyebut saat melakukan pembinaan pada satu pegawai, Hanafi tidak pernah membicarakan pegawai lainnya.
Meski Hanafi sudah berpulang, menurut Hariono ada beberapa hal tentangnya yang tidak akan pernah dilupakan. Termasuk semangatnya dalam bertugas. Meski sakit, dia masih berupaya untuk sebisa mungkin masuk kerja. “Jangan pernah berhenti berkarya. Itu yang selalu dipesankan,” tandas Hariono mengulang pesan Hanafi.
Untuk diketahui, Hanafi dikenal sebagai kepala lapas yang getol memerangi narkoba. Selama kepemimpinannya, banyak kasus penyelundupan narkoba yang digagalkan. Baik dengan modus melempar lewat pagar samping lapas. Hingga tidak sedikit upaya penyelundupan narkoba lewat makanan yang berhasil terdeteksi dan urung masuk ke lapas.
Selama kepemimpinannya pula, dia memutuskan meninggikan kawat pada pagar lapas. Tujuannya agar pelemparan narkoba ke dalam sel tahanan gagal. Dan, beberapa kali narkoba yang dilempar itu memang hanya bisa sampai di brandgang atau pagar bagian dalam lapas. Akankah semangat memerangi narkoba di lapas tetap menyala sepeninggalan Hanafi?