Berita  

Upaya Terpadu Pulihkan Ekosistem Pasca Erupsi Gunung Semeru di Lumajang

Lumajang ( cokronews.com ) —- Upaya rehabilitasi lahan kritis pasca Erupsi Gunung Semeru tahun 2022 terus mendapatkan momentum penting melalui kolaborasi nyata antara pemerintah daerah dan komunitas peduli lingkungan.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang memberikan apresiasi tinggi kepada Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan sejumlah komunitas relawan yang aktif menginisiasi penanaman kembali dan perbaikan ekosistem di wilayah Curah Kobokan, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Rehabilitasi ini bukan sekadar aksi penanaman pohon, melainkan langkah strategis untuk mengembalikan fungsi ekologis kawasan yang terdampak erupsi, sekaligus mencegah risiko bencana lanjutan seperti longsor dan banjir. Pada kegiatan yang digelar Kamis (15/5/2025), para relawan menanam pohon Jabon dan Mahoni sebagai tanaman pioneer yang efektif memperbaiki kualitas tanah dan mempercepat penghijauan.

Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Agus Rohman Rozaq, menegaskan bahwa peran serta masyarakat dan organisasi sosial sangat vital dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Kami memberikan dukungan penuh dengan kapasitas kami. Rehabilitasi lahan harus menjadi agenda berkelanjutan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Agus Priosantoso, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup yang hadir, menyebut aksi ini sebagai langkah awal yang penting. Ia berharap kegiatan serupa dapat diperluas dan terus berjalan hingga lahan kritis kembali pulih secara utuh dan berfungsi optimal.

Tidak hanya penanaman, inovasi pengelolaan lingkungan juga diterapkan melalui penggunaan pupuk kompos hasil olahan sampah organik oleh Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) Bina Karya Semeru dari TPST Hunian Tetap Bumi Semeru Damai. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana pemanfaatan limbah dapat memperkuat ketahanan lingkungan sekaligus menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

“Kami berharap sinergi antara relawan, pemerintah, dan masyarakat ini dapat menjadi model rehabilitasi lingkungan yang efektif dan berkelanjutan,” tambah Agus Priosantoso.

Langkah kolaboratif ini menjadi contoh nyata bagaimana penanganan dampak bencana tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga visioner dengan menanam nilai edukasi, pemberdayaan, dan nasionalisme lingkungan yang mendalam, sesuai dengan semangat jurnalisme pencerahan yang mengedepankan informasi bermakna dan membangun kesadaran kolektif.

Pemulihan lingkungan pasca bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan misi bersama untuk menjaga warisan alam bagi generasi mendatang. Dukungan berkelanjutan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat menjadi kunci sukses rehabilitasi lahan kritis di Lumajang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *