Probolinggo ( cokronews.com ) —- Kabupaten Probolinggo mencatat prestasi membanggakan di awal kepemimpinan Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris dan Wakil Bupati Probolinggo Ra Fahmi AHZ. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Republic Institute, Kabupaten Probolinggo ini menempati peringkat ketiga tertinggi di Jawa Timur dalam hal Pembangunan Desa dan Pengentasan Kemiskinan, hanya terpaut tipis dari Jember dan Ngawi.
Survei tersebut dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kepala daerah dalam 100 hari pertama masa jabatan mereka. Hasilnya, kepuasan masyarakat terhadap duet kepemimpinan Bupati Haris dan Wabup Fahmi mencapai 79,6 persen.
Angka ini menempatkan Kabupaten Probolinggo di bawah Kabupaten Jember (83,1%) dan Ngawi (81,3%). Namun unggul dari Kabupaten Kediri (79,4%) dan Trenggalek (79,1%) yang melengkapi posisi lima besar.
Menanggapi hasil survei tersebut, Bupati Haris menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya. Menurutnya, capaian ini merupakan buah dari kerja keras tim di lapangan yang selama ini fokus pada persoalan mendasar daerah, terutama soal kemiskinan.
“Syukur kalau memang ada kepuasan dari masyarakat. Kita memang sangat fokus karena Kabupaten Probolinggo ini masih termasuk dalam daftar empat kabupaten termiskin di Jawa Timur,” ujarnya.
Dalam menyusun strategi pengentasan kemiskinan, Pemerintah Daerah berfokus pada perbaikan data sosial melalui penerapan sistem Transformasi Sosial Nasional (TSN). “Hal ini dilakukan untuk memastikan penerima bantuan benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.
Langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo juga mendapat dukungan langsung dari pemerintah pusat. Tercatat, Menteri Sosial telah dua kali mengunjungi Kabupaten Probolinggo untuk meninjau langsung strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo.
Salah satu program yang mendapat perhatian adalah Sekolah Rakyat, sebuah pendidikan berbasis komunitas yang menyasar warga miskin, terutama mereka yang tidak terjangkau pendidikan formal. “Kita bicara soal data, tentang Sekolah Rakyat, soal akses bantuan dan upaya perbaikan dari bawah. Ini bukan hanya soal angka, tapi menyangkut kehidupan,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Bupati Haris menyebutkan pihaknya akan meresmikan Satgas Kemiskinan Kabupaten Probolinggo yang akan menjadi wadah kolaborasi lintas sektor antara OPD, relawan dan organisasi masyarakat.
“Masalah kemiskinan ini terlalu besar kalau hanya ditangani pemerintah saja. Kita butuh masyarakat ikut terlibat aktif. Satgas ini akan menjadi motor penggerak untuk menyinergikan berbagai program sosial, ekonomi dan pendidikan dalam satu kerangka kerja yang terintegrasi,” tegasnya.
Salah satu pendekatan yang ditekankan dalam strategi pengentasan kemiskinan adalah penguatan pembangunan desa. Lewat program “Ngantor di Kecamatan”, Bupati Haris secara rutin turun langsung ke desa-desa, mendengarkan aspirasi masyarakat dan meninjau langsung pelaksanaan program.
Beberapa program yang telah berjalan di tingkat desa antara lain Lumbung Pangan Desa, Koperasi Merah Putih serta berbagai inisiatif pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. “Kita ingin desa kita mandiri, kuat dan tidak bergantung. Desa harus jadi tuan rumah di desanya sendiri,” ungkapnya.
Visi jangka panjang yang diusung Bupati Haris untuk Kabupaten Probolinggo adalah menjadi daerah yang SAE (Sejahtera, Amanah-Religius dan Eksis Berdaya Saing). Untuk itu, pembangunan tidak hanya terfokus pada aspek ekonomi, tapi juga ketahanan pangan, pendidikan alternatif dan penguatan karakter masyarakat.
“Pembangunan desa yang menyeluruh dan partisipatif menjadi kunci utama untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Semoga ke depan, masyarakat Kabupaten Probolinggo bisa benar-benar merasakan perubahan dan kita bisa menjadi kabupaten terbaik di Jawa Timur,” pungkasnya.