Begini Cara Anak-anak di Kapas Nganjuk Mengisi Waktu Ngabuburit Ramadhan

Nganjuk (cokronews.com) — Bermain petasan dari spiritus atau main bersama game online biasa dilakukan anak-anak menjelang berbuka. Aktivitas itu tidak dilakukan oleh bocah-bocah di Lingkungan Santren, Kelurahan Kapas, Sukomoro. Sejak awal Ramadan, mereka memilih ngabuburit dengan mengaji, Selasa (19/3/2024).

Regas,13, salah satu anak yang mengaji di Masjid Al Muttaqin mengaku, senang mengaji saat Ramadan.

“Bedanya dengan mengaji hari biasa, kalau Ramadan menggunakan mic”, ujarnya.

Selain itu, di surau banyak teman-temannya. Alasan itu yang membuatnya memilih untuk mengaji dan meninggalkan bermain gawai serta petasan.

“Kalau tidak ngaji, di rumah mau ngapain tidak ada teman,” ujarnya.

Bocah yang tahun ini akan masuk SMP itu menceritakan aktivitasnya selama Ramadan. Dia biasanya istirahat setelah pulang sekolah. Ketika sudah masuk waktu sore menjelang salat Ashar, dia berangkat ke Madrasah Arrif’ah di Masjid Al Muttaqin bersama teman-temannya. Kebiasaan itu sudah sudah menjadi tradisi di lingkungannya. Bahkan, Regas melakukannya sejak duduk di bangku kelas 1 SD.

Karena sudah menjadi kebiasaan, anak-anak di Kapas tidak akan betah jika tidak mengaji. Hal itu membuat orang tua mereka senang dan merasa lega. Sebab, anak-anak mereka punya kegiatan yang positif dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Di zaman serba cepat ini, kebanyakan waktu anak-anak diisi dengan bermain gawai.

“Untunglah di sini ada kebiasaan mengaji. Ini juga menjadi bekal mereka,” ungkap Rini, salah satu orang tua.

Meski anaknya aktif mengaji, Rini tetap memperhatikan kebutuhan anaknya.

“Biasanya anak-anak selepas ngaji, main di sekitar rumah mereka. Ada yang nunggu di Masjid juga gak masalah,” ujar Ketua Madrasah Arrif’ah Fatihul Ichsan.
Fatihul mengatakan anak-anak tidak dipaksa untuk setiap hari mengaji.

Semangat anak-anak untuk mencari ilmu sembari ngabuburit selama ini sangat tinggi.
Ia mengatakan, untuk mengaji sendiri tak pernah ada paksaan dari orang tua. Anak-anak di Lingkungan Santren, Kelurahan Kapas juga sudah punya kesadaran yang tinggi. Itu karena sudah diajarkan sejak kecil.

“Yang penting dengan kegiatan mengaji ini juga setidaknya mengurangi risiko ketergantungan dengan HP. Anak-anak juga masih bisa bermain selepas ngaji. Tidak ada yang melarang,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *