Nganjuk. (Cokronews.com) – Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Nganjuk dan Yayasan Bambu Nusantara melalui Radio RSAL 105,3 FM menggelar talkshow dengan tema upaya penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok komunitas LSL di Kabupaten Nganjuk, Kamis (31/08/2023).
Bersama narasumber Drs. Aris Koentadi dan drh. Titik Sugianti. Yayasan sosial ini bergerak dalam bidang penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS pada kelompok Gay, Waria dan LSL yang bertugas untuk melakukan pendampingan pada kelompok gay dan waria dengan cara out reach dan juga cyber out reach, dengan melakukan sosialisasi pada kelompok tersebut demikian pula kepada masyarakat umum melalui diskusi, workshop ataupun seminar.
Dijelaskan drh. Titik, dari tahun 2022 sampai tahun 2023, Yayasan lebih berfokus pada LSL, hal tersebut dikarenakan hasil data komunitas LSL yang selalu meningkat setiap tahunnya. “Jika dilihat dari data tahun 2023 ada sekitar 520 orang yang mengidap penyakit LSL di Kabupaten Nganjuk,”tuturnya.
Dijelaskan, banyaknya LSL dibandingkan dengan PSK. Karena komunitas LSL sangat sulit dipantau. Namun demikian, Yayasan maupun KPA selalu berusaha untuk terus memantau aktivitas yang mencurigakan di masyarakat.
“Untuk semua elemen masyarakat, kami berharap untuk bisa membantu menyalurkan informasi kepada kita, agar komunitas LSL di Nganjuk dapat segera dicegah,” harapnya.
Menurut Drs. Aris, Komunitas LSL sangat sulit dipantau karena mereka sengaja menutup diri, maksudnya mereka sengaja menyembunyikan identitas agar tidak diketahui masyarakat.
Lebih lanjut drh. Titik menyampaikan Yayasan Bambu Nusantara sudah mendampingi 6 Kota/Kabupaten, salah satunya Kabupaten Nganjuk. Usia rentan di Kabupaten Nganjuk tergolong di usia dewasa sekitar 30-35 tahun. sedangkan di kabupaten lain ada juga di usia muda yaitu 17 tahun.
Ada beberapa strategi yayasan maupun KPA dalam mencegah adanya komunitas yang bisa mengakibatkan HIV/AIDS tesebut. Dengan melalui face to face kita datangi secara pribadi untuk diberikan edukasi, selain itu kita juga bisa datang ke sekolah-sekolah untuk memberikan sosialisasi karena memang di usia muda sangatlah rentan.
“Pemahaman di usia muda sangat penting. Apalagi dimasa digital saat ini, pemakaian medsos yang sering memberitahukan korban seperti anak hilang. Maka dari itu pentingnya peran kita untuk bisa memberikan edukasi dini termasuk orang tua di dalamnya juga sangat penting memberikan perhatian untuk anak-anaknya,” tuturnya.