Kediri. (Cokronews.com) – Kamis, 7 April 2022 bertempat di hall Universitas Kadiri diadakan acara forum sosialisasi Kepoin Genbest dengan tema Hadirkan Generasi Bersaing Tanpa Stunting. Acara digelar daring maupun luring mulai pukul 14.00 sampai dengan selesai. Dipandu oleh Yosh Aditya sebagai moderator sekaligus pemandu acara.
Turut hadir dalam acara tersebut, Drs. Wiryanta, MA,Ph.D selaku Direktur Infokom PMK, DJIKP Kemenkominfo, Ir. Djoko Raharjdjo.MP selaku Rektor Universitas Kadiri, serta menghadirkan 2 Narasasumber yaitu dr.Ahmad Khotib, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dan dr.Maretha Primariayu,M.Gizi,Sp.GK sebagai narasumber ahli.
Sebelum acara dimulai , para peserta yang mengikuti secara daring diwajibkan mengisi pre-test dan post -test di akhir acara. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, diikuti oleh para peserta dan tamu undangan
Dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor Universitas Kadiri, Ir. Djoko Raharjdjo.MP
Dalam sambutanya beliau menyampaikan, Ucapan terimakasih dan dukungan kepada Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang telah menunjuk Universitas Kadiri sebagai tempat pelaksana sosialisasi Genbest ( Generasi bersih dan sehat) Beliau mendukung program percepatan penurunan prevalensi stunting Nasional yang mengalami penurunan menjadi 24,4persen pada tahun 2021, sedang target penurunan 14 persen pada tahun 2024, untuk mewujudkannya harus ada target penurunan sebesar 3 sampai 3,5 persen per tahun,”
Selanjutnya Drs. Wiryanta, MA,Ph.D selaku Direktur Infokom PMK, DJIKP Kemenkominfo, membuka acara secara daring sebagai keynote speech. Dalam sambutannya beliau menyampaikan giat perununan prevalensi untuk mempercepat angka penurunan stunting di Kabupaten Kediri. Beliau mengatakan bahwa Kondisi gagal tumbuh atau stunting pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) diakibatkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak tidak maksimal yang disertai perkembangan fisik terhambat.
Generasi yang siap menikah harus mengetahui bahaya stunting agar Indonesia siap menghadapi bonus demografi. Peran Forum Sosialisasi (Hybrid) Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) dalam Rangka penurunan Prevalensi Stunting diharapkan dapat memberikan pemahaman untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dan pencegahan stunting serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar.
Selanjutnya acara forum diskusi interaktif dengan menghadirkan Narasasumber yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri,dr.Ahmad Khotib dan dr.Maretha Primariayu,M.Gizi,Sp.GK sebagai narasumber ahli.
BACA JUGA ; Satgas BGC TNI KONGA XXXIX-D MONUSCO Ajak Generasi Muda Kongo Gemar Membaca
Dokter Maretha Primariayu,M.Gizi,Sp.GK mengatakan bahwa pada tahun 2030 Indonesia masuk kedalam bonus demografi yaitu ledakan penduduk atau sebuah fenomena saat penduduk usia produktif jumlahnya sangat banyak. Dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif maka peran generasi milenial harus sadar bahaya stunting. Sasaran utama untuk mempercepat penurunan yairu dengan menikah pada usia yang ideal dan gizi seimbang dapat mencegah stunting, bahaya stunting jangka pendek stunting yaitu imun turun ,menurunnya tingkat kecerdasan anak, dampak dari infeksi berulang berpengaruh pada menurunnya ekonomi keluarga, efek jangka panjang seperti risiko peningkatan penyakit metabolik seperti diabetes, darah tinggi, kanker.
Selanjutnya keterangan Narasumber oleh Dokter Ahmad Khotib selaku Kepala Dinas menjelaskan bahwa tingkat kesehatan Kabupaten Kediri masuk kriteria sehat, kesadaran masyarakat Kabupaten Kediri tentang perilaku pola hidup sehat mempengaruhi angka penurunan prevalensi stunting. Faktor utama untuk mencegah stunting selain nutrisi yaitu gerakan masyarakat hidup sehat yang harus diterapkan sejak dini. Bahaya stunting Pada anak usia 2 – 5 tahun maka sampai anak berusia dewasa akan tetap stunting, dengan kata lain stunting tidak bisa disembuhkan.
BACAAN LAIN ; Ramadhan Berkah, Kapolrestabes Surabaya Gelar Buka Bersama 460 Tahanan
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kabupaten Kediri untuk mempercepat penurunan prevalensi angka stunting yaitu dengan pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri untuk pelajar-pelajar setingkat SMA se-Kabupaten Kediri. Tablet tambah darah diperlukan agar para remaja generasi milenial tidak mengalami gejala anemia yang termasuk salah satu efek stunting jangka panjang.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab untuk peserta sosialiasi baik secara daring maupun luring. Respon Mahasiswa Universitas Kadiri sangat tinggi dibuktikan dengan banyaknya pertanyaataan yang diajukan untuk narasumber.
Acara ditutup dengan pemberian hadiah kepada penanya yang beruntung serta sesi foto bersama sebagai pelengkap. (Jini)