Tingkatkan Kualitas Usaha Mikro di Buduran Sidoarjo : Dosen D4 Teknik Mesin UNESA Design Mesin Las Titik

Sidoarjo. (Cokronews.com) – Usaha mikro yang bergerak dalam bidang pengelasan logam sangat dibutuhkan di dalam dunia industri dan otomotif di daerah perkotaan. Pembinaan dan pengembangan usaha mikro agar tetap selalu bisa mempertahankan produksi dan kualitas hasil produksinya baik dalam skala produksi kecil atau dalam skala besar tetap harus dilaksanakan untuk mendukung perkembangan perekonomian di indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi adalah mentrasfer teknologi untuk peningkatan proses produksi atau sistem manajemen usaha tersebut melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Kebijakan Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya. (25/11/2023)

Usaha mikro CV. Cahaya Terang Sejahterah yang menjadi mitra usaha berada di daerah desa Damarsi Buduran, Kab. Sidoarjo (10 Km dari Kampus Unesa 1 Surabaya) dengan memaksimalkan produktifitas dan kualitas hasil produk pengelasan logam, seperti usaha mikro milik Bapak Choiron yang berlokasi di desa tersebut.

Permasalahan yang sering dihadapi jika dilihat mulai dari proses awal sampai proses akhir yaitu proses persiapan benda kerja (logam plat besi), dimasukkan ke dalam alat pemotong untuk proses pemotongan sesuai dengan ukuran yang kita inginkan (dipotong dengan ukuran yang sama), proses pengelasan (dilakukan pengelasan menggunakan las titik) dan proses galvanis (dempul dan cat warna). Produk pengelasan logam yang menggunakan las titik belum bisa memenuhi permintaan pasar karena kapasitas dan kualitas mesin las titik yang masih terbatas sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Serta manajemen pemasaran dan keuangan perusahaan yang cenderung masih menggunakan sistem kekeluargaan menjadikan sering tidak beraturan dalam pembukuannya.

Analisa situasi masalah yang dilakukan oleh Tim PKM yang beranggotakan Dyah Riandadari, Arya Mahendra Sakti, Diah Wulandari, Ferly Isnomo Abdi, Andita Nataria Fitri Ganda, Firman Yasa Utama, Lena Citra Manggalasari, dan Dewi Puspitasari menunjukkan perlunya sebuah mesin las titik dan pelatihan tentang pembukuan keuangan yang baik benar, sehingga nantinya diharapkan semua produk dari hasil pengelasan logam dapat menjadi produk yang sesuai waktu pengerjaannya dan kualitas produksi yang sesuai permintaan konsumen.

Hasil analisa tersebut menjadi dasar bagi tim pengusul untuk mendesain sebuah mesin las titik. Dalam proses desain, tim berdiskusi dengan mitra usaha mikro apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan mitra, sehingga mendapatkan hasil kontruksi alat yang dapat dimanfaatkan oleh mitra sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam penyerahan mesin las titik, Dyah Riandadari selaku ketua Tim PKM menekankan, “perlu adanya komunikasi yang berkesinambungan antara peneliti dengan pelaku usaha mikro, sehingga tercipta hubungan yang menguntungkan dalam hal kebermanfaatan”. (Arifin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *