Trenggalek. (Cokronews.com) – Warga negara Indonesia (WNI) asal Trenggalek, Jawa Timur, bernama Fanani (32) menjadi korban tewas tawuran antarperguruan silat di Taiwan pada Sabtu (2/9/2023) waktu setempat. Di hari yang sama saat peristiwa itu terjadi, Fanani yang telah delapan tahun menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) sempat menelepon keluarganya. Baca juga: Warga Trenggalek Tewas dalam Bentrok Perguruan Silat di Taiwan Saudara Fanani, Hartini, saat ditemui di rumah duka, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, menuturkan percakapan terakhir mereka lewat panggilan video. Fanani menelepon pada Sabtu (2/9/2023) pukul 07.00 WIB, sedangkan bentrok terjadi pada malam hari waktu setempat.
Dalam telepon, Fanani mengatakan, dirinya akan pulang ke Tanah air minggu kedua September 2023. Menurut Hartini, kontrak Fanani sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan sudah habis. Fanani juga berpesan agar sang ayah tidak lagi bekerja. “Kalau bisa bapak tidak usah kerja. Bapak sudah sepuh (tua),” ujar Hartini menirukan percakapan Fanani saat itu.

Kemudian kembali mendapat telepon pada Minggu (3/9/2023) yang mengabarkan Fanani meninggal dalam bentrok antarperguruan silat. Kabar itu disampaikan oleh saudara kembar Fanani yang juga menjadi korban luka. “Kemudian kami berusaha menghubungi nomor adiknya lagi (saudara kembar korban) sudah tidak aktif,” ujar Hartini sambil menangis.
Ingin jenazah dipulangkan Hartini berharap, jenazah Fanani bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Trenggalek, Jawa Timur. “Kami berharap jenazah segera dipulangkan dan dimakamkan di sini (Trenggalek),” ujar Hartini. Untuk diketahui, dua kelompok perguruan silat asal Indonesia terlibat tawuran di depan stasiun kereta Changhua, Taiwan, Sabtu (2/9/2023). Satu orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka. Sebanyak 15 WNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi tawuran tersebut.