Ponorogo (cokronews.com) — Desa Ronosentanan di Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo merunut sejarah panjangnya sekitar 270 tahun silam. Desa itu dulu menjadi pusat Kabupaten Pedanten (Ponorogo Kutho Kidul). Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menandatangani Prasasti Pedanten (1753-1837 Masehi) yang mengawali acara kirab di Desa Ronosentanan, Minggu (10/8/2025) malam.
Penandatanganan prasasti itu juga menandai peresmian Situs Pedanten yang berada di depan Makam Desa Ronosentanan. “Ini bentuk nguri-nguri kebudayaan dan sejarah. Leluhur kita telah berjuang secara luar biasa untuk mendirikan Kabupaten Pedanten,” kata Kang Giri saat memberangkatkan kirab yang melibatkan 12 bergada.

Kang Giri menegaskan bahwa penandatanganan prasasti, peresmian situs, serta pelaksanaan kirab menjadi tonggak kebangkitan sejarah Kabupaten Pedanten. Desa Ronosentanan mengambil peran penulusuran sejarah panjang itu. “Kita bersama menyaksikan peresmian titik situs Kabupaten itu dulu wilayahnya cukup luas, bahkan menjangkau Trenggalek,” jelas Kang Giri.
Bupati Ponorogo dua periode itu melepas langsung rombongan kirab yang mengambil start di timur lampu merah Desa Patihan Kidul. Bunyi sambaran pecut di tangan Kang Giri sebagai tanda dimulainya kirab. “Pelestarian budaya dan sejarah harus terus dilakukan agar nilai-nilai peninggalan leluhur dapat diwariskan kepada generasi mendatang,” tegas Kang Giri.

Berdirinya Desa Ronosentanan erat kaitannya dengan perjuangan Tumenggung Jayengrono yang akan mendirikan kabupaten atas perintah Pakubuwono II. Masyarakat setempat di bawah pimpinan Donoyudo yang sudah lebih dulu membuka hutan untuk permukiman rela menyerahkannya ke Jayengrono. Nama Ronosentanan berasal karena Jayengrono menjadikan masyarakat yang membantunya itu sebagai sentono (saudara).