Pasuruan (cokronews.com) —— Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur didukung Pimpinan Pusat Aisyiyah dan Lazismu menggelar Pelatihan Bahasa Isyarat (PBI). Kegiatan ini diikuti guru Sekolah Luar Biasa (SLB)daLn Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Aisyiyah di lingkungan PWA Wilayah Jawa Timur yang dipusatkan di Aisyiyah Training Center (ATC) Pasuruan, Selasa – Jumat, 12 – 15 Desember 2023.
Dari rilis kegiatan, Kamis (14/12/2023), pelatihan ini diikuti 30 peserta yang berasal dari berbagai daerah, seperti Porong, Ponorogo, Krian, Tulangan, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Bebekan, Nganjuk, Paiton, Madiun, Kota Malang , Bangkalan, Bangil, dan Pandaan. Perwakilan MKS Pimpinan Pusat Aisyiyah, Titik Asfiah menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan di Jawa Timur karena diyakini PWA Jatim dapat bekerja secara baik dan akan ada kelanjutan dari kegiatan disabilitas ini.
“Dalam empat tahun terakhir ini, MKS berupaya untuk meningkatkan fokus pada lansia dan disabilitas. Fokus pada disabilitas ini sebesar pula fokus Aisyiyah kepada problem anak dan perempuan. Harapannya, dari kegiatan ini dapat meneruskan kepada guru-guru dan kesehatan lainnya dalam meningkatkan kapasitas kemampuan bahasa isyarat,” tutur Asfiah.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah JawaTimur Asmawati Rosyidah dalam sambutannya menyampaikan, manfaat Pelatihan Bahasa Isyarat adalah meningkatkan skill bahasa isyarat bagi peserta, memperkaya ekspresi, komunikasi tanpa hambatan, serta menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
“Dan secara kelembagaan dapat meningkatkan kompetensi guru SLB dan nakes di bawah binaan PWA Jatim,” ujarnya.
Dia berpesan kepada peserta agar bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Asmawati juga menyampaikan terima kasih pada Majelis Pauddaksmen dan Majelis Kesehatan yang telah turut menyukseskan acara ini.
Ketua MKS PWA Jatim Tri Sulistyaningsih juga menyambut baik program Peduli Difabel yang diselenggarakan kolaborasi antara Lazismu dengan MKS PP Aisyiyah dan Majelis Kesejahteraan Sosial PWA Jawa Timur. Menurutnya, kegiatan ini merupakan kali pertama dilaksanakan oleh MKS dan Lazismu sehingga dapat memberikan manfaat bagi peserta guru SLB dan nakes.
“Semoga selama empat hari ini peserta dapat memahami materi dengan lebih baik dan bahasa isyarat bukan sekadar gerakan tangan, tetapi harus dilakukan dengan hati sehingga ekspresi wajah, gestur, dan gerakan tangan menjadi satu kesatuan komunikasi yang dapat dimengerti oleh teman tuli. Kegiatan ini akan terus dilanjutkan dalam bentuk rencana tindak lanjut sebagai bentuk kepedulian Aisyiyah terhadap difabel,” tuturnya.