Lumajang (cokronews.com) — Pemerintah Kabupaten Lumajang memastikan proses rehabilitasi Alun-Alun yang akan dimulai awal September 2025 tetap ramah terhadap aktivitas ekonomi warga. Meski kawasan inti Alun-Alun ditutup untuk pengerjaan, para pedagang kaki lima (PKL) tetap diperbolehkan berjualan di area sekelilingnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, Agus Rokhman Rozaq, menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan mata pencaharian warga.
“PKL tidak perlu khawatir, mereka tetap bisa berjualan dan melayani masyarakat seperti biasa. Prinsip kami, pembangunan berjalan, ekonomi rakyat pun tetap hidup,” ujarnya (22/8/2025).
Kabar baik ini tentu menjadi angina segar bagi PKL yang selama ini menggantungkan penghasilannya dari aktivitas di Alun-Alun Lumajang. Dengan tetap beroperasinya para pedagang, denyuk ekonomi lokal tetap terjaga dan berpeluang dalam meningkatkan wajah baru pada Alun-Alun.
Tidak hanya itu, Car Free Day (CFD) dan Car Free Night (CFN) yang menjadi agenda mingguan juga tetap dilaksanakan. Hanya saja, pusat Alun-Alun akan dipagari demi keamanan Proyek , sementara warga bisa menggelar di area sekitar. Sebagai alternatif ruang, pemerintah juga menyiapkan fasilitas umum lain seperti GOR Wira Bhakti dan Stadion Semeru untuk menampung kegiatan olahraga, komunitas, maupun rekreasi warga. Langkah ini menunjukkan komitmen agar ruang publik tetap hidup meski tengah ada penataan besar.
Dengan langkah ini, Pemkab Lumajang menegaskan komitmen agar ruang publik tetap hidup meski sedang dilakukan penataan. Ia juga berharap warganya bisa mendukung proses rehabilitasi ini.
“Alun-alun adalah ruang bersama, simbol kota, sekaligus pusat interaksi masyarakat. Setelah rampung, manfaatnya akan jauh lebih besar, baik untuk kenyamanan warga maupun bagi geliat ekonomi lokal,” ujar Rozaq.
Rehabilitasi ini tidak hanya bertujuan mempercantik wajah kota saja, melainkan juga usaha dalam menciptakan ruang publik yang inklusif.