ASN Dua Kali Sebulan Kenakan Busana Khas Ponorogo, Setiap Jumat Berpakaian Muslim

Ponorogo (cokronews.com) — Setelah penyesuaian jam kerja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo juga akan mengatur ulang pakaian dinas untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Kebijakan baru itu bertujuan memperkuat identitas budaya lokal serta meneguhkan citra Ponorogo sebagai Kota Santri.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ponorogo Agus Pramono.menyampaikan bahwa saat ini regulasi terkait penyesuaian pakaian dinas masih dalam proses penyusunan peraturan bupati (perbup). Meski demikian, beberapa penyesuaian mulai diberlakukan terutama pakaian yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal.

Penyesuaian itu, di antaranya, pemberlakuan pakaian penadhon bagi ASN laki-laki dan batik khas Ponorogo bagi ASN perempuan yang sebelumnya hanya dikenakan pada hari Kamis di minggu ketiga setiap bulannya. “Mulai Agustus 2025 ini, pakaian tersebut akan dikenakan dua kali dalam sebulan. Yaitu setiap Kamis di minggu pertama dan minggu ketiga,” kata Agus Pram –sapaan Sekda Agus Pramono, Senin (4/8/2025).

Selain itu, Pemkab Ponorogo juga memberlakukan kebijakan busana muslim bagi ASN setiap Jumat. ASN laki-laki wajib mengenakan baju muslim lengkap dengan sarung. Sedangkan ASN perempuan mengenakan busana muslimah, seperti gamis atau busana yang sesuai dengan nilai-nilai kesopanan. “Kita juga ingin menguatkan identitas Ponorogo sebagai Kota Santri. Bukan hanya dikenal dari banyaknya pondok pesantren dengn tradisi santrinya yang kuat, tapi juga tercermin dari budaya kerja ASN-nya,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa ASN mengenakan pakaian muslim setiap Jumat bertujuan menumbuhkan suasana religius di lingkungan kerja. Selain itu, memberikan ruang yang lebih kuat bagi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan birokrasi. Kebijakan itu juga bakal mendorong geliat ekonomi lokal, terutama pelaku UMKM yang menggeluti bisnis konveksi. “Harapannya, dari kebijakan ini bukan hanya nilai budaya dan nilai religius yang menguat. Tetapi juga ada manfaat perputaran roda ekonomi, tumbuhnya kesadaran identitas, dan rasa bangga menjadi bagian dari Ponorogo,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *