Literasi Digital Omah Tandang: Membangun Kesadaran Digital Masyarakat Desa Lewat Affiliate Marketing

Nganjuk (cokronews.com) — Omah Tandang kembali menggelar kegiatan literasi digital yang bertajuk “Latihan Marketing Digital untuk Pemula”, yang kali ini diikuti oleh 23 peserta dari berbagai kalangan masyarakat di Balai Desa Bagorkulon, Kecamatan Bagor pada Rabu (2/7). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan peluang dan strategi pemasaran digital yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa guna meningkatkan taraf ekonomi secara mandiri dan berkelanjutan.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, Budi Utama, yang membuka suasana dengan penuh semangat dan hangat. Ia menyambut peserta serta menjelaskan garis besar kegiatan yang akan dilangsungkan. Setelah itu, seluruh peserta bersama-sama melantunkan doa bersama sebagai bentuk harapan agar acara berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi semua yang hadir.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari perangkat desa, yakni Imam Syafiudin selaku Sekretaris Desa (Carik). Dalam sambutannya, pihaknya menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan literasi digital ini. Ia menekankan pentingnya keterampilan digital di era saat ini, terutama bagi masyarakat pedesaan agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. “Kami sangat mengapresiasi upaya Omah Tandang dalam memfasilitasi masyarakat untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara produktif,” ujar beliau.

Selanjutnya, materi juga disampaikan oleh perwakilan dari Omah Tandang yaitu Arfin Khoirul, Bagas Kurniawan selaku praktisi Digital Marketing, dan Yesi Agustin selaku preaktisi Affiliator. Ketiganya menyampaikan latar belakang program ini, pentingnya inklusi digital, dan harapan agar kegiatan ini menjadi langkah awal membangun masyarakat desa yang melek teknologi.

Memasuki inti acara, peserta diajak mengikuti sesi materi yang disampaikan oleh Bagas. Ia membawakan materi mengenai Affiliate Marketing, dengan tema “Membangun Sumber Penghasilan Pasif dengan Affiliate Marketing”. Materi ini dibuka dengan penjelasan dasar mengenai apa itu affiliate marketing, yakni suatu metode pemasaran di mana seseorang mendapatkan komisi dari penjualan produk atau layanan melalui tautan yang mereka bagikan.

Bagas menekankan bahwa affiliate marketing adalah peluang yang terbuka luas bagi siapa saja, termasuk masyarakat desa, karena tidak membutuhkan modal besar dan bisa dijalankan dari rumah. Dalam sesi tersebut, ia juga menjelaskan persiapan paling dasar untuk memulai menjadi affiliator, seperti membuat akun di platform afiliasi, memilih produk yang sesuai dengan minat atau kebutuhan pasar, serta mulai membangun kanal promosi seperti media sosial, blog, atau video pendek.

Tak kalah penting, Bagas juga membahas mengenai mindset atau pola pikir seorang affiliator. Menurutnya, menjadi affiliator yang sukses tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tapi juga komitmen, konsistensi, serta kesabaran dalam membangun kepercayaan dari audiens. Ia juga menyoroti bagaimana efektivitas model bisnis ini sangat cocok bagi masyarakat desa yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama.

“Affiliate marketing bisa menjadi solusi ekonomi kreatif di desa. Tanpa harus memiliki produk sendiri, masyarakat bisa memasarkan produk yang ada dan tetap mendapatkan penghasilan,” jelasnya. Ia juga menyampaikan dampak positif affiliate marketing terhadap masyarakat desa, antara lain membuka peluang kerja baru, meningkatkan literasi digital, serta memperluas jaringan sosial.

Setelah sesi dari Bagas, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Yesi yang menyajikan contoh konten-konten sederhana namun menarik yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk afiliasi. Ia menampilkan beberapa video pendek dari tiktok promosi yang bisa menarik perhatian audiens.

Kegiatan literasi digital ini ditutup oleh Bagas dengan menyampaikan ringkasan dari seluruh materi yang telah disampaikan. Ia kembali menekankan bahwa marketing digital, khususnya affiliate marketing, adalah peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja asal memiliki kemauan untuk belajar dan mencoba.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, Omah Tandang berharap peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga terdorong untuk langsung mempraktikkan dan berbagi informasi dengan masyarakat sekitar. Literasi digital seperti ini diharapkan dapat menjadi awal dari gerakan pemberdayaan masyarakat desa berbasis teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!