Surabaya (cokronews.com) — Penyusunan pemberangkatan jemaah haji per Kelompok Terbang (Kloter) jemaah haji Embarkasi Surabaya, dijelaskan merupakan hasil susunan berdasarkan kesamaan syarikah bukan pra manifest yang telah disusun oleh Kemenag kabupaten/kota. Demikian dijelaskan Plh. Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugiyo.
“Mulai tanggal 7 Mei, kami mendapat instruksi untuk menyusun kloter berbasis syarikah yaitu berdasarkan perusahaan yang mengelola. Insya Allah di Embarkasi Surabaya akan diterapkan secara penuh mulai 9 Mei,” terang Sugiyo, pada Senin (12/5/2025).
Syarikah, adalah mitra resmi Pemerintah Arab Saudi yang bertugas memberikan layanan kepada jemaah haji, termasuk akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pergerakan selama di Tanah Suci, terutama di fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Jika pada penyelenggaraan sebelumnya kita memakai satu syarikah, tahun ini kita bekerja sama dengan delapan syarikah,” tutur Sugiyo.
Pada musim haji 2025, Sugiyo mengungkapkan, terdapat delapan syarikah yang ditunjuk meliputi, Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad. Masing-masing syarikah tersebut melayani antara 11 ribu hingga 36 ribu jemaah.
Sugiyo yang juga sekaligus menjabat sebagai Plh. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim ini menjelaskan, penyusunan kloter berbasis syarikah menimbulkan tantangan tersendiri karena sangat mungkin mengakibatkan jemaah pisah dengan kabupaten maupun Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) asalnya.
“Hal ini memang berat tetapi ini adalah yang diminta oleh Pemerintah Arab Saudi untuk menyusun kloter berdasarkan syarikah yang sama. Untuk jemaah pendampingan, kami upayakan tetap gabung dengan yang didampingi,” kata Sugiyo.
Dirinya mengungkapkan, Ia telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Kementerian Agama dan Kasi PHU se Jawa Timur serta Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) terlebih dahulu, sebelum membantu menyosialisasikan kebijakan baru ini kepada para jemaah.
Proses pemvisaan, diterangkan Sugiyo, setiap hari masih berjalan sehingga, selalu ada penambahan jumlah jemaah haji yang tervisa. “Alhamdulillah data Kamis pagi, jemaah yang sudah tervisa sejumlah 97 persen. Jadi yang belum tervisa adalah kurang 1.060 orang dari total kuota 35.155,” terang Sugiyo.
Karena proses visa masih berjalan, Sugiyo membeberkan, maka para jemaah yang mengalami penundaan keberangkatan karena visa yang belum jadi, apabila sudah jadi akan segera dicarikan ruang kosong pada kloter selanjutnya. “Insyaallah kalau visanya sudah jadi akan segera kita carikan slot kosong pada kloter-kloter selanjutnya,” pungkas Sugiyo.