Opini Femininitas Dan Karya Oleh : RIANA FATHONATUL QOIDAH,M.Pd

Ngawi ( cokronews.com ) —- Fitrah femininitas adalah anugerah alami yang melekat pada setiap perempuan. Ia bukan sekadar kekuatan lembut yang mendorong untuk mencintai, merawat, dan memberi, tetapi juga energi besar yang dapat menginspirasi perubahan dan kemajuan. (26/2/2025)

Dalam diri seorang ibu, femininitas adalah daya yang memungkinkan ia menjalankan berbagai peran dengan cinta dan ketulusan, sekaligus menjadi katalisator untuk berkarya demi kebaikan yang lebih luas.

Femininitas tidak terbatas pada peran sebagai istri atau ibu. Ia adalah inti diri yang memungkinkan perempuan mewujudkan impian dan berekspresi. Seperti bunga yang mekar, berkarya adalah proses alami yang mengalir seiring waktu, mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan diri.

Dalam arti terdalam, berkarya adalah manifestasi dari ekspresi diri yang selaras dengan potensi perempuan. Ketika seorang ibu berkarya, ia tidak hanya melakukannya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk keluarga, komunitas, dan generasi mendatang.

Namun, perjalanan ini seringkali terhalang oleh beban peran yang bertambah seiring waktu. Fokus perempuan sering terpecah antara tanggung jawab rumah tangga, pekerjaan, anak, dan berbagai tuntutan eksternal lainnya.

Kondisi ini kerap membuat ibu lupa memberi ruang bagi dirinya sendiri untuk berkembang. Meski demikian, penting bagi setiap perempuan untuk terus mengasah potensi dan memberikan ruang bagi dirinya sendiri. Pendidikan, kreativitas, dan keberanian untuk berkarya adalah pilar yang perlu diutamakan. Sebab, gaya dan penampilan dapat ditiru, tetapi wawasan dan mindset adalah hal yang unik dan tak tergantikan.

Saat seorang perempuan mulai menyadari potensi femininitasnya dan memberanikan diri untuk berkarya, ia menemukan keseimbangan antara peran sebagai ibu dan sebagai individu dengan impian. Pendidikan memberikan perempuan cara pandang yang lebih bijak dalam mendidik anak dan membangun keluarga. Dalam perjalanan ini, kita belajar bahwa pertumbuhan tidak terjadi di zona nyaman. Hidup adalah perjalanan menuju pertumbuhan, dan kehebatan selalu membutuhkan pengorbanan, dedikasi, dan kesabaran.

Dalam bukunya Lean In: Women, Work, and the Will to Lead, Sheryl Sandberg mengemukakan bahwa perempuan seringkali terjebak dalam sindrom “impostor” atau perasaan tidak cukup layak untuk mengambil langkah besar dalam hidupnya. Sandberg mendorong perempuan untuk percaya pada kemampuannya, mengatasi ketakutan, dan mulai melangkah menuju tujuan yang lebih besar.

Pemikiran ini sejalan dengan pentingnya pemberdayaan perempuan untuk mengatasi hambatan internal maupun eksternal dalam berkarya.
Karya yang dihasilkan perempuan bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang perjalanan batin yang memberikan kebahagiaan dan makna. Berkarya adalah tentang keberanian untuk tumbuh, belajar, dan memberi manfaat, bukan tentang kesempurnaan.

Ketika seorang perempuan meningkatkan kualitas dirinyabaik melalui pengetahuan, keterampilan, maupun kepercayaan diriia tidak perlu memohon perhatian atau validasi. Orang lain akan menghargainya karena nilai yang ia bawa.
Femininitas yang sejati adalah kemampuan untuk mengendalikan hidup, memilih apa yang diterima atau ditolak, dan hidup selaras dengan prinsip serta visi diri.

Perempuan yang menyadari kekuatannya akan menjadi seperti ratu dalam kehidupannya sendiri. Ia melambangkan kekuatan, kendali, dan keistimewaan, bukan pion yang hanya mengikuti perintah.
Dengan berkarya, seorang ibu memberi nutrisi tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain. Ia menjadi sumber inspirasi dan menciptakan dampak positif bagi dunia. Orang dengan nilai diri yang tinggi tidak perlu mengejar pengakuan; keberhasilan akan datang dengan sendirinya.

Kesadaran bahwa kekuatan perempuan tidak hanya terletak pada peran domestik tetapi juga pada kemampuan untuk mencipta dan berkontribusi pada kebaikan peradaban adalah hal yang harus ditanamkan.

Mari bangkitkan fitrah femininitas untuk berkarya. Hidup adalah kanvas yang kita lukis sendiri, dengan setiap pilihan sebagai warna dan setiap tindakan sebagai sapuan kuas. Jadikan hidupmu sebuah mahakarya yang indah dan penuh makna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *