Cek Fakta Harus Jadi Kebiasaan Baru Masyarakat Digital

Mojokerto (cokronews.com) —- Cek fakta atau proses verifikasi informasi untuk memastikan kebenaran dan keabsahannya diharapkan menjadi kebiasaan baru masyarakat di tengah derasnya arus informasi melalui platform digital. Beriringan dengan literasi digital, cek fakta menjadi salah satu strategi paling mujarab dalam mencegah kerugian materi maupun masalah mental.

Hal ini terungkap dalam kegiatan Cerdas Digital bertema Kelas Cek Fakta yang dihelat Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kominfo Kota Mojokerto di Ruang Jawa, Gedung Bappeda Kota Mojokerto, Senin (17/2/2025).

Kegiatan diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari para anggota Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dan Karang Taruna Kota Mojokerto dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu Sekretaris Mafindo Surabaya, Diana Aziz, dan Social Media Specialist PT Mavens, Laily Fandya.

Dalam paparannya, Diana Aziz menerangkan bahwa melakukan cek fakta merupakan kewajiban bersama seluruh pihak. Menurutnya, saat ini masyarakat bisa terjebak dalam kondisi kacau informasi. Penyebabnya antara lain adalah membanjirnya informasi di berbagai platform digital termasuk media sosial yang tidak diimbangi dengan literasi digital. Penyebab berikutnya adalah kenyataan bahwa masyarakat telah menjadikan media sosial sebagai tempat untuk mencari informasi. Untuk itu memang diperlukan kemampuan berpikir kritis dan pengendalian emosi.

Ia menegaskan, teknologi hadir untuk membantu manusia. Sehingga pemanfaatan teknologi harus digunakan sebijak mungkin. Apalagi ketika masuk ke dunia digital, menurutnya harus selalu ada digital awareness, supaya setiap pengguna perangkat digital bisa melindungi dirinya sendiri.

“Karena ternyata yang menyebabkan kerugian itu biasanya adalah dari manusianya. Maka, cek fakta harus menjadi kebiasaan baru dalam berdigital,” kata Diana dalam paparannya.

Sementara itu, Laily menggarisbawahi keberadaan website cek fakta yang banyak tersedia di internet. Salah satunya adalah klinikshoaks.jatimprov.go.id yang digawangi oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. Dikatakannya, website ini telah mampu melakukan deteksi, klarifikasi dan verifikasi atas informasi yang diberikan atau dilaporkan oleh masyarakat.

Tampilan hasil verifikasi informasi hasil verifikasi juga cukup menarik. Dengan demikian, lanjutnya, website ini diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada warga Jawa Timur tentang informasi yang mungkin merupakan hoaks.

“Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara kita mengakses informasi, termasuk timbulnya hoaks yang dapat menimbulkan dampak negatif yang serius. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan untuk mengelola informasi dan memverifikasi kebenaran berita menjadi sangat penting,” ujarnya.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin dalam sambutannya mengatakan, data Kementerian Komunikasi dan Digital RI menunjukkan 72,6 persen masyarakat Indonesia memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi. Angka ini di atas media lainnya seperti televisi dan situs berita online. Namun sayangnya, Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJiI justru menemukan kenyataan bahwa media yang paling sering ditemukan informasi hoax adalah media sosial.

Diterangkannya, kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk cerdas dalam menggunakan teknologi digital, khususnya media sosial.

“Berangkat dari hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta seluruh stakeholder menyelenggarakan kegiatan peningkatan literasi digital bagi masyarakat Jawa Timur dengan nama Cerdas Digital untuk menciptakan ruang digital yang sehat,” ulasnya.

Sherlita berharap kegiatan yang akan digelar di berbagai daerah dan melibatkan berbagai kalangan bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi. (Arifin/Kominfo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *