Pasuruan ( cokronews.com ) —- Ada yang spesial di Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang pada hari Sabtu (16/11/2024). Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Desa Wisata Kampung Mangga dipadati pengunjung yang menyemut sedari pagi tadi. Tidak lain untuk menghadiri Bursa Pasar Murah Mangga Putar yang dibarengi dengan gelaran bazar kebutuhan bahan pokok Gerakan Pangan Murah.
Menariknya lagi, Nurkholis mengawali rangkaian acara dengan bertandang langsung ke kebun Mangga Klonal 21 atau yang dikenal dengan sebutan Mangga Alpukat. Setelah memilih buah masak pohon dan memetiknya, pria yang pernah menjabat sebagai Pj. Walikota Probolinggo itu kemudian mendemokan cara mengkonsumsinya dengan mengiris buah secara horizontal dan memutarnya dari arah berlawanan, sebelum kemudian menikmati rasa manis segarnya.
Hadir bersama Sekretaris Daerah Yudha Triwidya Sasongko dan Kepala Perangkat Daerah terkait, Pj. Bupati Nurkholis mengungkapkan rasa senangnya atas masa panen raya para petani Mangga Alpukat. Baik yang berada di Kecamatan Rembang maupun di wilayah budidaya lainnya.
“Mangga Klonal 21 atau Mangga Alpukat memang sangat identik dengan Kabupaten Pasuruan. Dengan rasa manis dan kekhasannya bisa diputar, pastinya tidak dijumpai di daerah lainnya,” urainya.
Meski demikian, Pj. Bupati Nurkholis meminta kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, Lilik Widji Asri beserta jajarannya agar terus mengeksplorasi potensi luar biasa Mangga Alpukat. Terutama dari segi penguatan branding atau merek dagangnya. Diantaranya dengan menyeragamkan pencatuman identitasnya sebagai icon buah unggulan Kabupaten Pasuruan. Baik melalui labeling maupun packaging yang bertujuan sebagai penguatan identitas dan diferensiasi produk.
“Kebanyakan kardus kemasan Mangga yang kita beli tidak ada tulisannya Pasuruan. Hanya dicantumkan nama Mangga Alpukat. Jadi masyarakat kan bisa jadi tidak tahu darimana asalnya. Makanya, harus ada di desain kemasan,” pesannya.
Masih dalam arahannya, Pj. Bupati Nurkholis menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasinya kepada Kepala Desa Oro-oro Kulon beserta jajaran Perangkat Desanya yang telah menginisiasi lahirnya Kampung Wisata Mangga. Sekaligus membagikan motivasinya kepada Kepala Desa lainnya agar berinisiatif untuk menciptakan inovasi serupa.
“Terimakasih Pak Kades, Panjenengan sudah luar biasa membuat Kampung Wisata Mangga ini. Mudah-mudahan menjadi virus bagi Kades yang lainnya. Misalnya, ada Kampung Wisata Mangga Garifta di wilayah timur, misalnya,” tuturnya.
Ditambahkannya, untuk pengembangan komoditas agar lebih banyak lagi luasan lahan budidaya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan menanam ribuan bibit Mangga Alpukat. Targetnya akan lebih meningkatkan produktivitas yang berbanding lurus dengan peningkatan hasil panen.
“Sampai dengan Tribulan III 2024, luas panen 635.227 pohon dengan produksi 60.690 ton dan produktivitas 95,52 kg/ton. Dalam waktu dekat, kami akan menanam 40 ribu bibit Mangga Alpukat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik WIdji Asri melaporkan tentang beberapa upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan nilai jual Mangga Alpukat agar lebih dikenal di tanah air sebagai komoditas hortikultura kebanggaan Kabupaten Pasuruan. Selain bantuan bibit unggul bersertifikat, bantuan rumah grading dan packaging juga diberikan kepada para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Mangga.
“Kami juga mendaftarkan indikasi geografis ke Kemenkumham untuk Mangga Putar Pasuruan. Juga bekerjasama dengan Kementan dan Bank Dunia dalam pembentukan Koperasi Mangga Putar Maslahat Pasuruan. Melalui kegiatan Bursa Murah Mangga Putar yang digelar sampai besok hari Minggu, masyarakat kami ajak untuk meramaikan dan bisa membeli Mangga Alpukat dengan harga langsung dari petani” imbuhnya.
Selepas membuka Gerakan Pangan Murah Bursa Pasar Murah Mangga Putar, Pj. Bupati Nurkholis meninjau ke-20 stan penjualan bermacam varietas Mangga hasil panen para petani di Desa Oro-oro Ombo dan sekitarnya. Dalam visitasinya, pria yang gemar fotografi tersebut tampak sangat antusias melihat ramainya pembeli yang bertandang di hampir seluruh stan. Pemandangan serupa juga tampak pada saat melihat lebih dekat desain kardus kemasan Mangga yang ke depannya harus dilabeli identitas asal sebagai merek dagang.
Disamping Mangga Alpukat, ada juga Mangga Garifta dan Manalagi yang juga sama-sama memasuki masa panen raya. Sehingga tidaklah mengherankan jika pengunjung cukup merogoh kantongnya seminimalis mungkin untuk dapat membawa pulang buah kesukaannya. Untuk Mangga grade A dibandrol dengan harga Rp 15 ribu/kg-nya. Sedangkan Mangga grade B Rp 10 ribu saja. Praktis, tidak membutuhkan waktu lama bagi para petani untuk membukukan transaksi penjualan dari hasil panennya. Pat-gulipat keuntungan-pun dirasakannya, semanis rasa Mangga Alpukat yang kian digandrungi masyarakat di tanah air tersebut. (red)