Kediri (cokronews.com) —– Masyarakat agaknya harus lebih selektif lagi saat berbelanja bahan makanan di pasar. Berdasar sidak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri bersama Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) kemarin, setidaknya ditemukan empat bahan makanan yang berpengawet. Termasuk baby cumi yang mengandung formalin, Senin (18/3/2024).
Pantauan koran ini kemarin sore, sidang dilakukan di Pasar Grosir Ngronggo. Total ada 23 sampel bahan makanan yang diuji. Di antaranya ikan yang diawetkan, baby cumi kering, terasi, dawet, hingga kerupuk. Hasilnya, empat makanan positif mengandung bahan pengawet jenis formalin dan rodamin B.
“Tapi nanti kami akan lakukan konfirmasi dan pemeriksaan lebih lanjut ke balai POM untuk memastikan apakah ini benar-benar positif atau negatif. Karena ini masih pemeriksaan secara cepat dan acak,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Muhammad Fajri Mubasysyir.
Apa saja bahan makanan yang mengandung pengawet? Menurut Fajri ada beberapa jenis. Mulai teri nasi dan baby cumi yang mengandung formalin. Kemudian, kerupuk rengginang merah dan terasi yang mengandung rodamin B.
Terkait tindak lanjut dari temuan bahan makanan berbahaya itu, Fajri menyebut dinkes akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Salah satunya untuk memastikan apakah bahan makanan benar mengandung bahan pengawet berbahaya atau tidak.
“Nanti juga akan kita informasikan ke penjualnya untuk sementara tidak dijual-belikan dulu sambil menunggu hasil yang pasti dari balai POM,” terangnya.
Terpisah, Kepala Loka POM Kediri Gidion menuturkan, senyawa yang ditemukan dalam empat sampel makanan itu tergolong berbahaya bagi tubuh. Terlebih jika dikonsumsi terus-menerus.
“Efeknya sebenarnya jangka panjang. Kalau dikonsumsi terus menerus, biasanya dampaknya di gangguan saluran pencernaan,” ujarnya ditemui di lokasi sidak kemarin.
Lebih parahnya, senyawa seperti formalin dapat memicu gangguan kesehatan yang lebih serius.
“Kalau formalin itu bisa merusak organ dalam,” tuturnya.
Tak berbeda jauh dengan formalin, zat rodamin B juga tergolong berbahaya jika dikonsumsi manusia. Zat yang bisa terdeteksi dari warnanya yang merah menyala ini tidak bisa dicerna jika masuk ke dalam saluran pencernaan.
“Rodamin B biasanya untuk pewarna tekstil. Ini tadi juga kelihatan di kerupuknya itu merahnya ngejreng. Bisa dibayangkan kalau pewarna yang biasa untuk tekstil kita makan. Tubuh kita tidak bisa mencerna senyawa itu,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Joyoboyo Kota Kediri Djauhari Luthfi mengatakan, edukasi terhadap pedagang memang dibutuhkan. Karena sering kali, pedagang tidak mengetahui kandungan dalam bahan makanan yang mereka jual.
“Perlu edukasi kepada pedagang, terutama kepada yang membuat bahan makanan itu. Karena pedagang itu jelas mereka hanya berdagang, tapi mereka juga harus mengerti kandungan dalam bahan makanan itu,” tandasnya.