Ribuan Umat Hindu Wonosalam, Jombang Gelar Tawur Agung dan Pawai Ogoh-ogoh Jelang Nyepi

Jombang (cokronews.com) —- Ribuan umat Hindu di Wonosalam, Jombang melaksanakan tradisi tawur agung dan pawai ogoh-ogoh, Mingu (10/3/2024).

Tradisi Tawur agung dan pawai Ogoh-ogoh ini dilakukan untuk membuang sifat-sifat buruk manusia sebelum menjalani tapa brata penyepian, pada Hari Raya Nyepi hari ini (11/3/2024).

Tawur agung dan pawai ogoh-ogoh berpusat di Dusun Ganten, Desa Wonomerto Kecamatan Wonosalam Jombang. Ratusan umat Hindu mengawali tradisi dengan persembahyangan di Pure Kayangan Pacaringan dusun setempat.

Setelah itu, dilanjutkan pawai ogoh-ogoh yang diarak sekitar tiga kilometer dari Dusun Ganten, Desa Wonomerto menuju Dusun Wates, Desa Galengdowo.

Setiba disana, ogoh-ogoh yang diwujudkan dalam boneka besar dengan karakter iblis itu dibakar bersama-sama.

Pawai diberangkatkan Pj Bupati Jombang, Sugiat, didampingi Yayuk Dwi Irawanti serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Ketua Walaka atau Penasehat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jombang, Ketut Suseno Putro, 53, menyampaikan, tawur agung dan pawai ogoh-ogoh digelar umat Hindu setiap tahun menyambut Hari Raya Nyepi.

”Ogoh-ogoh dilambangkan sebagai sifat buruk manusia. Ada iri, dengki, jahat yang kita wujudkan dalam boneka. Ogoh-ogoh kita arak kemudian kita musnahkan. Sehingga, saat menjalani tapa brata penyepian kita benar benar punya hati yang suci dan bersih,’’ ujarnya.

Dalam menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu terlebih dulu menggelar beberapa rangkaian tradisi.

Pertama melasti, tawur agung serta ogoh-ogoh dan terakhir menjalani tapa brata penyepian di rumah masing-masing.

”Harapan kita sebagai umat Hindu selalu diberkahi kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan,’’ jelasnya.

Ia juga berharap, Indonesia tetap aman dan kondusif pasca digelarnya pesta demokrasi.

”Semoga kita semua diberikan keselamatan serta dijauhkan dari bencana,’’ ungkapnya.

Terpisah, Pj Bupati Jombang Sugiat menyampaikan, selamat menjalani Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu.

Pada hari yang sakral ini, umat Hindu merayakan momen pembersihan diri, refleksi, dan penghormatan terhadap alam semesta.

“Tujuan utama dari Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta),’’ terangnya.

Tawur agung bertujuan untuk mengusir keburukan dari lingkungan sekitar dan kesejahteraan alam.

Makna pelaksanaan tawur agung ialah untuk membayar atau mengembalikan sari-sari alam yang telah diambil manusia selama memenuhi kebutuhan hidup.

“Pengembalian dilakukan dengan upacara yang ditujukan kepada para butha agar tidak mengganggu manusia,’’ terangnya.

Sedangkan ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali yaitu ogah-ogah yang berarti mengguncang atau mewakili kejahatan manusia yang perlu dijauhkan dari manusia.

”Ogoh-ogoh merupakan suatu replika perwujudan roh jahat maupun sifat jahat yang diwujudkan dalam suatu bentuk patung atau boneka yang besar,’’ jelasnya.

Sugiat juga mengapresiasi hubungan antarumat beragama di Jombang yang berjalan harmonis dan rukun.
’’Kita hidup bersama dalam keberagaman, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dan membangun perdamaian bersama sebagai satu komunitas yang harmonis,’’ tandasnya.

Pria asli Dusun Kalongan, Desa Japanan Kecamatan Gudo ini berharap, segenap umat Hindu di Jombang dapat terus menjaga keutuhan, kedamaian dan kesejahteraan para umatnya.

“Serta mempererat jalinan komunikasi yang baik antara sesama agama maupun dengan pemerintah,’’ harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *