Kediri (cokronews.com) — Dulu, Pemerintah Desa Payaman, Kecamatan Plemahan hanya memiliki pondok bersalin desa (polindes) sebagai satu-satunya fasilitas kesehatan bagi warga. Namun, setelah ini, desa ini akan memiliki pos kesehatan desa (poskedes) yang memiliki beberapa layanan.
Secara fisik, gedung poskesdes ini sudah berdiri. Selesai dibangun pada 2023 lalu. Rencananya, akan diresmikan pada tahun ini, Jumat (22/3/2024).
“Nantinya warga dapat berobat dan memeriksakan kesehatannya di sini,” terang Sekretaris Desa Payaman Erma Kristiawan.
Bila dulu polindes hanya menggunakan satu ruangan di balai desa, poskesdes ini sudah memiliki gedung khusus. Dengan tiga ruang untuk masing-masing kebutuhan. Yaitu ruang pemeriksaan, ruang rawat, dan penyimpanan obat. Pengelola poskesdes tersebut adalah bidan desa.
Selain menjadi tempat pemeriksaan, beberapa kegiatan juga akan dilakukan di tempat ini. Terutama pos pelayanan terpadu (posyandu). Baik itu posyandu balita maupun lansia.
Selain itu, poskesdes ini juga dilengkapi dengan taman toga atau tanaman obat keluarga. Berisi berbagai jenis tanaman obat dan juga beberapa sayuran.
Sementara itu, selain peresmian gedung poskesdes, tahun ini Pemdes Payaman akan membuat saluran irigasi untuk program ketahanan pangan. Lokasinya di Dusun Sawahan.
“Setiap tahun kami mengerjakan satu saluran irigasi,” kata Kristiawan.
Anggaran pembangunan saluran irigasi tersebut menggunakan dana desa (DD). Yang akan dikerjakan ketika musim kemarau. Agar kualitas bangunan semakin bagus.
“Pembangunan saluran irigasi di Desa Payaman sudah dikerjakan sekitar 60 persen,” ungkap Kristiawan.
Warga Desa Payaman ini sangat mahir dalam membuat camilan dari tanaman-tanaman khas Indonesia. Di antaranya adalah keripik pisang dan emping melinjo. Bahkan, produknya tersebut sudah lulus kurasi dan bisa dipasarkan di area Bandara Dhoho Kediri.
Sang pembuat adalah Diah Ayu Bintang. Wanita yang mewarisi usaha pembuatan keripik pisang dari orang tua namun mengembangkan dengan variasi baru.
“Usaha keripik pisangsudah ada sejak 2017, saya lanjutkan mulai 2020,” terang wanita yang karib disapa Ayu ini.
Keahliannya membuat keripik pisang tak lepas dari peran orang tuanya. Saat itu Ayu selalu membantu dalam proses pembuatan. Kemampuan itulah yang akhirnya dia gunakan untuk membuat usaha lebih berkembang.
Agar bisa menemukan satu resep yang paten, perempuan 30 tahun ini melakukan percobaan hingga beberapa kali. Sebelum menggunakan pisang kepok seperti sekarang dia juga pernah memakai bahan dasar pisang rajanangka.
“Setelah percobaan lima kali paling cocok adalah pisang kepok,” sebutnya.
Dalam sekali produksi, Ayu membutuhkan bahan dasar sebanyak lima tundun pisang. Yang bisa menghasilkan hingga 15 kilogram keripik.
Setelah itu, pada November 2023, Ayu mengembangkan usaha dengan membuat produk lain, yaitu emping melinjo. Hebatnya, meskipun baru emping melinjo produksinya berhasil masuk kurasi UMKM yang dijual di area Bandara Internasional Dhoho Kediri.
Untuk diketahui, produk bikinan Ayu berlabel ‘Khondang’. Awalnya dia beri nama ‘Bunda’. Namun bermasalah ketika didaftarkan HAKI.
“Khondang punya banyak makna. Salah satunya menyuruh segera membeli keripik pisang ini,” terang Ayu.
Saat ini produknya dipasarkan melalui toko-toko kue dan penjual buah tangan. Juga ada reseller yang membantunya. Selain itu Ayu juga menerima pesanan.