Liputan Khusus Ramadan : Sarat Sejarah, Masjid At-Taqwa Kanigoro Kras Kediri Sering Dilihat dari Film G30S PKI

Kediri (cokronews.com) — Dari sisi desain arsitektur, masjid ini memang tak terlalu istimewa. Namun, bila melihat peristiwa yang pernah terjadi di tempat ini, masjid ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi. Hal itu yang membuat sebagian besar desainnya tak diubah hingga sekarang, Minggu (24/3/2024).

Masjid At-Taqwa dikenal juga dengan nama Masjid Kanigoro. Karena letaknya yang berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Berada di tengah permukiman. Hanya berjarak sekitar 200 meter saja dari Balai Desa Kanigoro.

Bila melihat sekilas, masjid ini seperti masjid pada umumnya. Kecuali desainnya yang semi-kuno. Maklum, karena dibuat pada 1937, gaya arsitektur masjid ini sarat akan sentuhan kolonialisme. Yang paling mencolok adalah ciri khas ornamen yang simetris pada fasad masjid.

“Bentuk aslinya yang bagian dalam masjid. Yang luar ini pernah direnovasi, tapi hanya ditinggikan dan dilebarkan (yang bagian teras),” ujar Ketua Takmir Masjid At-Taqwa Kanigoro Mohammad Ali Imron.

Kesan bangunan era kolonialisme Belanda juga terlihat dari bentuk pintu dan jendelanya. Penataannya simetris dengan pintu berada tepat di tengah. Sedangkan dua jendela di kiri dan kanannya.

Selain itu, pintu dan jendela juga dibuat berdaun ganda, dengan masing-masing memiliki dua lapisan. Bagian terluar berupa pintu dengan material kayu jati yang dilengkapi jalusi atau rongga udara. Kemudian, lapisan dalamnya merupakan pintu kaca.

“Ciri khas rumah zaman dulu kan memang pintunya ada dua. Ini juga masih sama bentuknya seperti awal dibangun dulu,” lanjut Imron.

Masuk ke bagian interior, Masjid Kanigoro juga tak banyak merasakan sentuhan perombakan. Salah satunya pilar penyangga kerangka atap yang terbuat dari material kayu jati.

“Ini dulu hanya ditinggikan dan dipasang keramik temboknya. Sisanya, termasuk imaman, masih asli,” urainya.

Selain desainnya yang semi-kuno, masjid berusia 87 tahun ini juga punya kisah sejarah yang tak kalah menarik. Kembali pada 13 Januari 1965, pernah terjadi peristiwa mencekam di tempat ini.

Pada saat itu, ribuan orang dari Barisan Tani Indonesia (BTI) mengepung dan menyerang kelompok Pelajar Islam Indonesia (PII) yang tengah menjalankan ibadah salat subuh di masjid ini. BTI pada waktu itu dikenal terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Pada waktu itu ada training PII se-Jawa Timur di Kanigoro. Selama 3-4 hari di sini, tiba-tiba diserbu oleh orang-orang yang dikenal sebagai simpatisan PKI,” terang Imron.

Para jemaah yang sedang menjalankan salat—lanjut Imron—mendengar suara letusan kencang secara tiba-tiba. Ternyata, itu merupakan suara tembakan pistol yang digunakan sebagai kode bagi ribuan orang untuk menyerang masjid.

“Saat itu penyiksaan fisik dilakukan kepada peserta training. Alquran dikumpulkan, dimasukkan ke karung, dan diinjak-injak,” bebernya.

Peristiwa itu kemudian dianggap menjadi awal dari rentetan kejadian konflik yang lebih besar. Hingga puncaknya pada peristiwa pemberontakan 30 September (G 30S PKI).

Serangan subuh di Masjid At-Taqwa itupun pernah diabadikan dalam film dokumenter. Yakni, di menit-menit awal film dokumenter G 30S/PKI yang dibuat oleh Pemerintah Orde Baru menampilkan reka adegan penyerangan di masjid ini.

“Sampai sekarang pun masih sering diadakan kegiatan seperti reuni atau refleksi peristiwa itu di sini. Biasanya para pelaku sejarahnya atau yang dulu jadi peserta training PII juga ikut hadir,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *