Kisah Sukses Rifqi Firmansyah, Menjajaki Bisnis Di Usia 26 Tahun, Hanya Bermodal Rp 15 Juta, Kini Miliki Brand Pakan Ternak Sendiri

Tulungagung (cokronews.com) — Menjalankan bisnis di berbagai wilayah tentu bukan perkara gampang. Butuh inovasi, sikap ulet, dan kemampuan untuk membangun kepercayaan bagi orang sekitar, Kamis (21/3/2024).

Nilai itu yang dipercaya Rifqi Firmansyah, pengusaha muda asal Kota Marmer. Meski begitu, dia mengaku masih ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Maju dalam pencalonan bupati Tulungagung jadi salah satunya.

Mengawali perbincangan, Rifqi mengambil kuliah jurusan teknik mesin di Universitas Brawijaya (UB) pada 2010 lalu.

Dua tahun berselang, dia memberanikan diri untuk mengambil jurusan hubungan internasional di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Ketertarikannya pada dunia pendidikan jadi alasan kenapa dia mengambil dua mata kuliah sekaligus di dua kampus yang berbeda.

Mentas dari bangku kuliah, dia mulai merintis bisnis pakan ternak. Tepatnya pada 2018 lalu.

“Lalu, pada 2020, saya mulai buat brand pakan ternak sendiri. Alhamdulillah, saat ini sudah tersebar di masyarakat di berbagai wilayah. Itu adalah konsentrat untuk penggemukan sapi dan kambing,” sebutnya.

Meski bisnisnya kini makin berkembang, Rifqi menegaskan bahwa tak banyak orang tahu jatuh bangun yang dia alami di masa awal dia membangun bisnis.

Saat itu, dia hanya bermodal nekat dan uang senilai Rp 15 juta. Tapi, dia percaya bahwa bisnis tak melulu soal nominal.

Tapi juga soal nilai-nilai yang tak bisa dinilai dengan angka. Di antaranya, kepekaan untuk mengambil peluang, keberanian untuk mencoba hal baru, dan membangun kepercayaan dengan orang-orang di sekitar.

“Banyak yang ndak tahu susahnya membangun bisnis. Memang susah, tapi yang terpenting jangan bicara modal dulu. Kalaupun punya modal tapi tidak ada pandangan bisnis, ya percuma. Yang penting, terus inovasi, jujur, dan ulet. Yang saya utamakan adalah kepercayaan. Karena itu, saya bisa mulai bisnis dengan modal seadanya. Karena saya juga menggandeng rekanan,” bebernya.

Waktu berlalu. Rifqi mulai berani membuka bisnis anyar di sejumlah wilayah lain. Dari sana, dia menjalin banyak koneksi, baik di tingkat regional hingga pusat. Saat kembali ke Kota Marmer, dia coba membeli satu unit usaha kolam renang.

Begitu mencapai kata sepakat, dia coba mengubah konsep kolam renang yang bisa diakses oleh semua kalangan.

“Saya renovasi. Sekarang bisa untuk berbagai acara seperti halnya pernikahan atau event lain. Nah, konsepnya juga kita ubah menjadi pool and resto. Ini jadi yang pertama di Tulungagung,” ujar ayah dua anak ini.

Kepekaannya dalam melihat kondisi di masyarakat membuka pikirannya. Itu juga didasari oleh keinginannya untuk membuat Tulungagung, tempat kelahirannya, jadi lebih baik.

Usai mempertimbangkan banyak hal, Rifqi memutuskan untuk ikut dalam kontestasi pemilihan bupati Tulungagung di penghujung tahun ini.

Menurutya, adanya anggapan bahwa orang dengan latar belakang pebisnis kurang cocok terjun ke dunia politik sah-sah saja. Justru dia ingin membuktikan bahwa Tulugagung bisa berbenah jika dipimpin oleh sosok pemuda yang progresif.

“Dulu saya pernah bertanya ke rektor saya di UMM tentang makna kehidupan. Beliau menjawab bahwa kita hidup di dunia ini hanya sekali. Setidaknya yang kita lakukan bisa bermakna dan berkontribusi bagi orang lain. Dari sana, saya termotivasi untuk bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas,” tegasnya.

Laki-laki yang berdomisili di Kelurahan Sembung, Kecamatan Tulungagung, ini mengungkapkan bahwa pola pemerintahan yang ada saat ini sudah cukup baik.

Tapi, kurang terarah untuk menggaet investor masuk ke Tulungagung. Padahal, keberadaan investor bisa mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat.

Rifqi menilai, wajah kota ini perlu dipoles dan pemerintah perlu melakukan langkah progresif agar investor tertarik untuk berbisnis di Tulungagung.

“Saya banyak bergaul dengan pelaku usaha di pusat. Nah, investor tidak datang ujuk-ujuk, tapi by design. Mereka pasti lihat kelayakan kita,” ucapnya.

Rifqi juga menyinggung perlunya gebrakan yang bisa mendorong Tulungagung jadi kota yang ramah bagi masyarakatnya, pelaku usaha, maupun investor.

Hal ini bisa dilakukan dengan mulai membuat rencana jangka panjang atas pembangunan daerah yang bersinergi di tingkat kota/kabupaten, provinsi, hingga pusat.

“Misal, tol akan masuk Tulungagung. Jangan sampai pengguna jalan tol hanya lewat, tapi harus kita pastikan mereka singgah di sini. Dengan begitu, ada uang yang masuk dan ini akan membuat perputaran ekonomi di Tulungagung jadi lebih baik,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *