Malang. (Cokronews.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa dengan hadirnya gedung baru pelayanan rehabilitasi medik terpadu dan dan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) Provinsi Jatim, akan menjadi nafas dan harapan baru bagi masyarakat.
“Dengan infrastruktur yang makin bertambah, maka peningkatan kualitas pelayanannya juga harus berseiring,” ujar Gubernur Khofifah, melalui siaran persnya, Minggu (12/11/2023) dalam kegiatan peresmian Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) Provinsi Jatim di Halaman Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen RSSA, Kota Malang.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga mengatakan, rumah sakit harus memiliki interkoneksi di antara subsistem di dalam suatu sistem layanan rumah sakit dalam ekosistem digital.
Selain infrastruktur, Khofifah juga menyampaikan bahwa dalam menunjang kualitas pelayanan penting untuk menanamkan dan menumbuhkan mental kultur melayani bagi seluruh elemen rumah sakit.
“Bukan hanya bagi dokter dan perawat saja. Tapi keseluruhan sampai satpam juga harus punya mental kultur melayani. Saya minta tolong ini yang ditata mulai hulu hingga hilir,” tegasnya.
Ia menceritakan bagaimana RS di Singapura yang memiliki infrastruktur biasa saja, tapi memiliki kualitas pelayanan yang sangat baik sehingga masyarakat setempat hingga yang ada di Indonesia sangat ingin dirawat di sana.
“Bagaimana membangun top of mind masyarakat saat sakit dan ingin dirawat di suatu rumah sakit tertentu ini sangat dibutuhkan. Saya harap tiga RS di Jatim seperti RSUD Dr. Soetomo, RSUD Saiful Anwar dan RSUD Dr. Soedono bisa memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif,” katanya.
“Jangan sampai terjadi capital flight, karena mereka mempercayakan pelayanan ke Luar Negeri. Karena pada tahun 2021 nilai capital fligt Indonesia cukup tinggi untuk berobat ke luar negeri yakni Rp. 164 Triliun. Saya rasa apa yang telah dilakukan RSUD Dr. Soetomo bisa dijadikan referensi. Bahwa layanan VVIP itu memang dibutuhkan kalangan high class society yang memerlukan privasi tertentu ,” imbuhnya.
Apa yang sudah dicontohkan oleh Khofifah, mengenai standar pelayanan di RS Luar Negeri diharapkan mampu dijadikan referensi dalam standar pelayanan RSUD Saiful Anwar dan seluruh rumah sakit yang ada di Jatim.
“Saya rasa kita memiliki kemampuan luar biasa yang didukung pula dengan alat kesehatan yang modern serta kompetensi nakes yang andal sehingga mampu memiliki standar tersebut. Juga nanti kalau memang membutuhkan konsultan bisa kita hadirkan. Ini adalah upaya untuk menjadikan Top of Mind pelayanan yang lebih baik rumah sakit di Jatim,” katanya.
Di akhir, Khofifah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh dedikasi dari seluruh keluarga besar RSUD Saiful Anwar.
“Terima kasih sudah memberikan kontribusi luar biasa. Tetapi perlu diingat bahwa tantangan layanan kesehatan memang cepat sekali beralih dan bertambah. Oleh karena itu, saya berharap RSSA akan terus bisa beradaptasi dengan berbagai percepatan industri kesehatan,” ucapnya
“Mudah-mudahan RSSA bisa memberikan penguatan peran kontributif dan kualitatif hari ini dan yang akan datang. Maka bersama-sama mari kita resmikan gedung baru pelayanan rehabilitasi medik terpadu dan manajemen dengan bacaan basmallah. Bismillahirrohmanirrohim,” tandasnya
Sejatinya, Pelayanan Rehabilitasi Medik Terpadu RSSA melayani kebutuhan pasien secara holistik. Mulai dari anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang serta remaja dengan keluhan kecelakaan lalu lintas hingga cidera olahraga. Tidak hanya itu, bagi lansia yang memiliki gangguan degeneratif (nyeri pinggang, nyeri lutut) juga bisa dilayani di sini.
Selain itu, rehabilitasi medik terpadu memiliki layanan unggulan yakni pelayanan stroke. Sebab, RSSA memiliki alat terapi untuk menstimulasi motorik dan sensorik serta gangguan koginitif pasien stroke. Alat tersebut juga bisa diperuntukkan bagi anggota gerak atas dan anggota gerak bawah pasien stroke.
Berdasarkan data dari RSSA, pada gedung rehabilitasi medik terpadu ini memiliki beberapa fasilitas. Diantaranya, Ruang Terapi Whole body training, Ruang Terapi Cog training, Ruang Terapi Okupasi Dewasa, Ruang Terapi Wicara Dewasa, Ruang Gymnasium Anak, Ruang Terapi Modalitas, Klinik radio respirasi, dan Rehabilitasi medik umum.
Hal tersebut juga didukung dengan tim yang memiliki latar belakang multiprofesi. Bukan hanya dari dokter spesialis rehabilitasi medik, melainkan juga didukung dengan para terapis yang memiliki keahlian terapi wicara, terapi okupasi, fisoterapis, hingga psikis sosial medis.
Rehabilitasi medik terpadu RSSA ini juga turut mengedepankan bukan hanya sembuh dari sebuah penyakit melainkan juga berfokus meningkatkan kualitas dan kemandirian pasien yang telah sembuh menuju kembali bekerja sebagai makhluk sosial.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) Provinsi Jatim Dr. dr. Mochamad Bachtiar Budianto menyampaikan bahwa RSSA memiliki kapasitas 884 Tempat Tidur (TT). “Insya Allah akhir tahun ini dalam proses pembangunan TT VIP dengan jumlah 100, sehingga tahun depan bisa melayani lebih dari 900 TT,” ujarnya.
Pembangunan gedung baru ini didasari atas kebutuhan pelayanan semakin meningkat usai tertanganinya covid-19 di Jatim.
“Bahkan peningkatan layanan pasien ini meningkat jauh dibanding sebelum covid-19,” katanya.
Oleh karenanya dengan meningkatnya pasien tersebut, pembangunan gedung ini menjadi penting. “Total ada tujuh lantai untuk gedung ini. Dimana 4 lantai difokuskan untuk pelayanan rehabilitasi medik dan 3 lantai sisanya digunakan sebagai pelayanan manajemen. Ini semua karena kami ingin memberikan pelayanan yang lebih memadai bagi pasien kita,” ucapnya.
Dengan kunjungan 1.200 per harinya, keberadaan gedung dengan fokus pada pelayanan rehabilitasi medik terpadu menjadi sangat penting. “Karena kini, kami sudah bisa melakukan operasi bedah jantung terbuka atas bimbingan dari RSUD. Dr Soetomo dengan total pasien tertangani sebanyak 50 orang. Juga pada tahun ini kami pertama kalinya sukses melakukan operasi pemisahan kembar siam, hingga melayani kateterisasi jantung lebih dari 10 per hari,” jelasnya.
“Ke depan dengan dukungan Ibu Gubernur, kami berharap RSSA bisa menjadi Pusat Pelayanan Jantung seperti di RSUD Dr. Soetomo,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pembangunan gedung setinggi 7 lantai membutuhkan waktu 3 tahun dengan biaya kurang lebih Rp 95 miliar. Biaya pembangunan gedung murni tidak menggunakan anggaran APBD Jatim. Tetapi, seluruh biaya yang mencapai Rp 95 miliar ini dicover penuh dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) Provinisi Jatim. Dimana biaya tersebut dicairkan secara bertahap dalam waktu tiga tahun mulai tahun 2020.