Blitar Raya (cokronews.com) — Tidak diindahkannya surat teguran Bupati Blitar dengan nomor 570/287/408.117/2021 ke PT Greenfield tertanggal 7 Juni lalu, membuat PMII Blitar jengah terhadap sikap yang ditunjukkan PT Greenfield.
Pada surat teguran itu terdapat tiga poin yang dilayangkan Bupati Blitar. Pertama, PT Greenfields diberi waktu tujuh hari untuk menangani masalah limbah. Kedua, mengingatkan PT Greenfields yang sudah membuat surat pernyataan tidak akan membuang limbah dengan sengaja.
Sedangkan poin ketiga, rencana PT Greenfields mengembangkan investasi Farm 3 di Desa Sumberurip, Kecamatan Doko diminta dihentikan selama proses pengalihan hak penguasaan lahan belum tuntas.
Ketua Umum PMII Blitar, Agus Efendi mengatakan, sikap yang ditunjukkan PT Greenfield itu harus disikapi dengan tegas. Karena pembuangan limbah pabrik sembarangan itu secara jelas memberikan dampak buruk kepada masyarakat Blitar. Ditambah, Greenfield sudah membuat surat tidak membuang limbah sembarangan lagi.
“Bukan kali ini saja Greenfield bersikap sewenang-wenang dengan membuang limbah sembarangan ke sungai, sudah lama pabrik itu berbuat seperti itu,” kata Agus, Senin (5/7/2021).
Agus menyebut, setahun yang lalu PMII Blitar juga sudah melayangkan protes ke PT Greenfield dengan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Blitar karena pembuangan limbahnya. Tetapi sama halnya dengan surat teguran Bupati Blitar, pembuangan limbah secara sembarangan tetap dilakukan pabrik susu itu.
Agus menegaskan, apabila PT Greenfields tetap bersikap sewenang-wenang dengan mengabaikan persolan limbah pabrik. PMII Blitar menuntut untuk dilakukan penutupan pabrik.
“Sejak pabrik berdiri, masyarakat Blitar terlalu disibukkan dengan bau menyengat limbah, apalagiefek limbah terhadap lingkungan, sudah sangat tercemar,” tegasnya.
Terlebih, lanjut Agus, rencana Greenfields untuk mendirikan pabrik lagi di Blitar jelas sudah tidak bisa dinalar. Pendirian pabrik itu malah akan memberikan banyak dampak buruk daripada dampak positifnya.
“Kami jelas menolak rencana pendirian itu, masalah limbah di pabrik yang sekarang beroperasi saja masih ada. Berdirinya pabrik baru akan menimbulkan semakin banyak masalah,” pungkasnya.(JP/Ruf)