Mak Rini, Himbau Masyarakat Untuk Tidak Panik Potensi Tsunami 29 Meter

Mak Rini, Himbau Masyarakat Untuk Tidak Panik Potensi Tsunami 29 Meter

Blitar Raya (cokronews.com) — Awal Juni 2021 beberapa wilayah Kabupaten Blitar digemparkan adanya potensi bencana gempa bumi disertai dengan gelombang tinggi tsunami setinggi 29 meter. Seperti yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk wilayah pesisir selatan Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Bupati Blitar Hj Rini Syarifah atau yang lebih dikenal dengan Mak Rini menghimbau, seluruh masyarakat yang berada di bagian selatan Blitar dan jangan panik terkait adanya informasi adanya potensi tsunami dan prediksi.

“Memang beberapa waktu lalu BMKG telah menyampaikan tentang informasi terkait potensi tsunami di pesisir selatan Jawa Timur, masyarakat harap memahami tentang potensi dan prediksi,”ucap Mak Rini saat ditemui awak media setelah menghadiri kegiatan pelatihan ASN tentang pengadaan barang dan jasa di hotel Puri Perdana,Senin(07/06).

Mak Rini melanjutkan, untuk wilayah selatan Kabupaten Blitar memang berpotensi gempa dan tsunami ,tapi untuk prediksi kapan terjadinya tidak ada yang tahu. Ia menekankan masyarakat tetap waspada memperkuat komunikasi antar warga sekitar,peka terhadap tanda-tanda alam dan manakala ada gempa bisa langsung menuju jalur evakuasi yang telah disiapkan oleh pihak desa.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Blitar, ada empat wilayah kecamatan yang berpotensi memiliki kerawanan tinggi terjadi tsunami yakni kecamatan Wonotirto, kecamatan Bakung, Kecamatan Wates dan Kecamatan Panggungrejo.Dari keempat wilayah ada 12 desa yang terdampak.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik saat ditemui secara terpisah mengatakan, pihaknya terus mengupayakan berbagai mitigasi bencana salah satunya antisipasi bencana tsunami.

“Kami telah melakukan upaya mitigasi bencana secara menyeluruh salah satunya antisipasi bencana tsunami.Salah satunya melakukan pengecekan EWS( Early Warning System’) dikawasan pantai yang berpotensi tsunami,”ucapnya.

Lanjut Achmad, dua alat EWS sudah terpasang di pantai Tambakrejo dan pantai Jolosutro sehingga pihaknya melakukan pengecekan secara berkala dan intensif kepada dua alat itu.

Mitigasi bencana secara rutin juga dilakukan secara pentahelix atau melibatkan lima unsur melakukan simulasi penanganan saat terjadi bencana dan pasca bencana. Dengan disimulasikan seperti memukul kentongan, membunyikan peluit atau alat lainnya pasca terjadi gempa.(JP*/Ruf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *