Gelar Bersih Desa, Wako Santoso Ajak Masyarakat Untuk Terus “Nguri-Nguri” Budaya Lelulur

Gelar Bersih Desa, Wako Santoso Ajak Masyarakat Untuk Terus "Nguri-Nguri" Budaya Lelulur

Blitar Raya (cokronews.com) — Warga Kelurahan di Kota Blitar mengadakan tradisi bersih desa, bertempat di Balai Diklat Kelurahan Kota Blitar Kecamatan Sukorejo, Jum’at (25/06/2021). Pelaksanaan acara dengan protokol kesehatan yang ketat, karena masih dalam pandemi COVID-19.

Sebelum dilaksanakan tasayakuran, warga bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat melaksanakan nyadran dan kenduri di tiap-tiap pepunden. Salah satu pepunden adalah makam Adipati Aryo Blitar yang merupakan pemimpin Kadipaten Blitar di masa lampau.

“Bersih desa ini rutin dilaksanakan di Kelurahan Blitar. Semoga kita dijauhkan dari marabahaya. Serta semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua bisa hidup normal seperti dulu,” kata Nur Ali, tokoh masyarakat kelurahan yang juga merupakan anggota DPRD Kota Blitar.

Nur Ali melanjutkan, bersih desa berjalan lancar dari awal sampai akhir acara. Kegiatan ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia yang diberikan. Kegiatan ini juga sebagai pengharapan agar kehidupan mendatang bisa lebih lagi dan pandemi Covid-19 bisa segera berakhir.
Karena masih dalam situasi pandemi untuk kegiatan bersih desa dilaksanakan dengan menghilangkan kegiatan-kegiatan keramaian.Seperti pagelaran seni, pagelaran tayub yang besar-besaran tidak dilaksanakan.

“Kederhanaan ini karena kita masih dalam masa pandemi Covid-19. Sehingga kita wajib bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak meluas,” ungkap Santoso saat menghadiri puncak acara bersih desa.

Santoso menambahkan, bersih desa adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa yang di dalamnya ada ritual Nyadran. Nyadran memiliki filosofi mengingat dan mendoakan danyang dalam membuat, memberi nama dan membentuk Kelurahan Blitar.

“Di momentum bersih desa ini mari bersama-sama kita memohon ampunan atas dosa para leluhur kepada Allah SWT. Semoga yang ditinggalkan mendapatkan keselamatan, murah rejeki, sandang pangan dan juga memintakan perlindungan agar kelurahan kita terhindar dari bencana,” ucap Wako yang peduli dan dekat dengan rakyat.

Ia berharap di kesempatan ini mengajak kepada seluruh masyarakat untuk nguri-uri kebudayaan. Menurutnya, sebagai orang Jawa “Ojo lali karo jowone”. Jangan sampai masyarakat meninggalkan tradisi yang diwariskan oleh leluhur.

“Tradisi ini harus dilestarikan, jangan sampai dilupakan.Saya merasa gembira, di depan saya masih ada ubo rampe makanan yang disajikan sesuai dengan tradisi. Juga yang tidak ketinggalan meskipun tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya adalah ada tayuban,” pungkasnya.(JP*/Ruf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *