Jakarta ( cokronews.com)— Lulus sejak 2002 lalu, alumni Mahasiswa UPN Veteran Jakarta jurusan D3 Teknik Mesin kampus di Limo aktif reuni setiap 2 tahun sekali. Karena pandemi, sudah 2 tahun ini rencana Family Gathering ke Jawa Timur menjadi tidak tahu kapan dilaksanakan acara itu.
Ribuan mahasiswa lulusan D3 Teknik mesin yang dikenal sebutan “Bulldozer” ini tersebar di perusahaan PMA dan dalam negeri di seluruh Indonesia. Bahkan ada yang menjadi pengusaha produksi produk lokal sampai ekspor ke luar negeri.
Banyak group Whatshap yang terbentuk dari tiap angkatan menjadi momen silahturahmi dan bentuk temu kangen meskipun lewat dunia maya seperti facebook, twitter, Instagram dan lainnya.
“Group ini dibentuk awalnya untuk ajang silahturahmi, biar yang jauh bisa mendekat dan yang dekat bisa merapat. Bukan sebaliknya dan dari awal sudah ada terlontar omongan tidak akan memasukan unsur politik dan agama. Peduli dan kritis silahkan tidak ada yg larang. Baper jangan, karena disini kita bukan hanya 1(satu) agama jadi biar bisa saling menjaga satu dan yang lainnya. Tetap jaga silahturahim kawan”, tegas Ardisal si Black sebutan akrab panggilan di Whatshap group Bulldozer ’99.
Jauh dari Komunitas domisili Bulldozer 99, Kris atevet bulldozer 99 asal Kediri Jawa Timur menyampaikan paling rentan pecahnya persahabatan di Whatshap group komunitas paling banyak bicara sentimen agama, politik dan sara. Ini hampir semua group selalu ada rule peraturan dilarang posting sara, agama, politik dan Hoaxs.
“Sekedar mengingatkan kita saudara, punya kepribadian dan kepentingan masing masing individu. Boleh peduli apapun peristiwanya, semua punya pendapat sendiri. Becanda yang asyik dan akrab lebih menyegarkan keharmonisan komunitas. Undang undang ITE juga bisa dipakai sebagai dasar pelecehan agama, kepala negara bahkan terhadap anggota di WaG tersebut. Tim cyber bisa menjadi eksekutor dari laporan yang diterimanya”, tegas Kris selaku Kepala Badan Koordinator FKBN Kediri Raya.